JAKARTA - Alphonso Davies pernah ditolak Barcelona hanya karena berasal dari Kanada. Sebelum bergabung dengan Bayern Munich pada 2019, Presiden Barca, Josep Maria Bartomeu tidak yakin ada pemain Kanada yang jago bermain bola.
Davies sempat ditawarkan ke Barca oleh legenda sepak bola Bulgaria, Hristo Stoichkov, beberapa bulan sebelum si pemain bergabung dengan FC Hollywood. Saat itu ia masih berlaga di Liga Sepak Bola Amerika Serikat (MLS), Vancouver Whitecaps.
Sudah jadi rahasia umum, Kanada bukanlah negara yang memiliki kultur kuat dalam sepak bola. Dibandingkan dengan Brasil, Argentina, atau Uruguay, Kanada tentunya bukanlah nama yang sebanding.
Namun, sejak bergabung dengan Bayern Munich, Davies menjadi pembicaraan di sepanjang musim kompetisi 2019-2020. Ia berhasil menyingkirkan Lucas Hernadez yang didatangkan dari Atletico Madrid di posisi starting XI Die Roten.
BACA JUGA:
Di babak perempat final Liga Champions, Davies menjadi salah satu aktor saat timnya menggilas Barcelona 8-2. Ia mengobrak-abrik sisi kanan Los Blaugarana sekaligus membuat Nelson Semedo pusing tujuh keliling.
Saat Bayern unggul 4-2, umpan potongnya kepada Joshua Kimmich membawa juara Bundesliga memimpin 5-2. Tak ayal, bek 19 tahun itu pun memperoleh banyak pujian.
Amazing performance from the team last night πͺπΎ #AD19β‘οΈ pic.twitter.com/RCJDimvYyP
— Alphonso Davies (@AlphonsoDavies) August 15, 2020
Di partai final melawan Paris Saint-Germain tadi malam, 23 Agustus, Davies kembali tampil gemilang untuk mengawal pergerakan Kylian Mbappe, Angel Di Maria serta Neymar yang bergantian berusaha mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Bayern.
Kemenangan yang disokong gol semata wayang Kingsley Coman tersebut membuat Davies menjadi pemain Kanada pertama yang meraih medali juara Liga Champions.
This one for everyone who’s chasing a dream right now, take it from me don’t give up it may seem impossible now but just keep working on your kraft keep grinding ππΎ
— Alphonso Davies (@AlphonsoDavies) August 24, 2020
"Siapa yang percaya seseorang dari Kanada bisa menjadi juara Liga Champions?" kata Davies setelah pertandingan melansir laman resmi UEFA.
"Dua tahun lalu, jika seseorang bilang itu ke saya, sedikitpun tidak akan saya percaya," ujarnya menambahkan.
Di usia yang belum genap 20 tahun, Davies tentunya punya masa depan cerah mengingat musim ini ia sudah sukses membantu Bayern meraih treble; Bundesliga Jerman, Piala DFB Pokal dan Liga Champions. Sementara Barcelona - yang terkesan mengolok-olok kewarganegaraan Davies melalui presidennya - tak mendapat satu pun gelar musim ini.
Who would have guessed it a kid from Canada, Edmonton Alberta. Most people don’t even know where that. Where it snows I’m talking -40 weather, he’s now a champion league winner ππͺπΎππΎ #AD19β‘οΈ
— Alphonso Davies (@AlphonsoDavies) August 24, 2020