JAKARTA - Echa Soemantri melalui video yang diunggah di TikTok, menyerukan keresahan terhadap maraknya fenomena jual-beli sequencer musik yang terjadi beberapa waktu terakhir.
Adapun, sequencer musik merupakan perangkat yang digunakan untuk merekam, mengedit, dan memutar ulang data musik dalam bentuk digital.
Banyak musisi, produser, dan sound engineer menggunakan sequencer musik untuk membuat lagu, musik latar, atau efek suara. Mereka juga populer dalam produksi musik elektronik, film scoring, dan pertunjukan live.
Echa mengatakan, dirinya bersyukur ketika banyak orang menggunakan lagu atau aransemen musiknya yang tertuang di sequencer. Namun, praktik jual-beli sequencer dinilainya tidak etis.
“Karena prinsipnya, membuat lagu yang bagus is one thing, tapi membuat aransmen yang bagus is another thing. Lagu yang bagus tanpa aransmen yang bagus nggak akan jadi karya menyenangkan,” kata Echa Soemantri.
“Prinsipnya, aku senang, aku bersyukur. Tapi kalau sampai (sequencer musikku) diperjual-belikan, itu kan bentuk kecurangan, itu bentuk ketidakjujuran, itu nggak etis,” lanjutnya.
BACA JUGA:
Drumer 35 tahun itu melihat praktik jual-beli sequencer musik sama saja dengan memperdagangkan apa yang menjadi hak orang lain.
“Saya ngerti sebagian butuh uang, saya ngerti sebagian butuh pengakuan., tapi jangan gitu caranya, masih banyak cara untuk sukses dengan jujur, dengan tulus Kita sebagai musisi, sebagai seniman, sebagai artis harus saling support,” katanya.
Echa juga menyayangkan perilaku beberapa orang yang tidak menulis kredit lagu dengan baik, dengan menyertakan detail siapa yang menulis lagu dan siapa yang menggarap aransemen musik.
“Make it simple, tulis nama pencipta lagunya, tulis nama arranger-nya, that's it, nggak akan rumit kok,” pungkasnya.