Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia mengadakan diskusi bersama para pelaku musik nasional dengan tajuk “Ngopi Pagi Insan Musik” di Gedung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Jakarta Pusat pada Kamis, 14 November.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha mendengarkan berbagai permasalahan yang disuarakan oleh pihak-pihak yang hadir mewakili organisasinya atau dirinya sendiri.

Diskusi ini juga dihadiri Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif, Yovie Widianto dan Anggota Komisi X DPR Ri, Ahmad Dhani.

Cholil Mahmud yang hadir mewakili Federasi Serikat Musisi Seluruh Indonesia (FESMI), menyuarakan kurangnya kesadaran musisi di Indonesia untuk memperjuangkan hak-haknya.

“Kesadaran musisi untuk berserikat belum terlalu tinggi, padahal dengan berserikat, para musisi setidaknya punya nilai tawar lebih untuk memperjuangkan hak-haknya,” kata Cholil.

Pentolan Efek Rumah Kaca itu juga menyuarakan permasalahan lain yang telah beberapa kali disampaikan FESMI, seperti jaminan keselamatan dalam bentuk BPJS Ketenagakerjaan untuk musisi, peraturan yang tegas mengenai kontrak untuk musisi-musisi yang bermain di hotel, kafe, dan tempat lain, serta besaran royalti dari platform musik digital yang dinilai terlalu kecil.

Selain, itu komposer Addie MS juga ikut menyuarakan keresahannya. Dia merasa kurangnya peran pemerintah untuk membangun gedung pertunjukan yang dikhususkan untuk musik atau concert hall.

Di Jakarta, kata Addie, terdapat concert hall yang dibuat oleh pihak swasta dengan taraf internasional. Namun, gedung yang dibuat pemerintah sejauh ini masih berjenis gedung serbaguna.

Berkaca dari beberapa negara di Asia, Addie melihat keberadaan gedung pertunjukan musik di pusat kota menjadi simbol atas kebesaran suatu kebudayaan. Dia berharap pemerintahan saat ini bisa membangun concert hall yang baik.

“Saya masih berharap bukan hanya swasta, tapi juga ada dari pemerintah, yang letaknya di pusat kota,” ujar Addie.

Adapun, pihak-pihak lain yang turut hadir dalam acara ini, antara lain Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), Lembaga Manajemen Kolektif (LMK), Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI), label musik, dan masih banyak lagi.

Persoalan-persoalan lain juga dibahas dalam diskusi ini, yang meliputi royalti musik, hingga revisi Undang-Undang Hak Cipta.