Bagikan:

JAKARTA - Sesuatu yang berlebihan tak pernah berujung baik, termasuk fanatisme. Dua artis kenamaan di Korea Selatan, Jessi dan Seunghan telah merasakan dampak dari hal tersebut.

K-Netz atau netizen Korea memang dikenal sebagai salah satu yang cukup militan di dunia idol. Mereka bisa membuat gerakan besar dan terstruktur untuk mencapai tujuan bersama, termasuk hal positif dan negatif.

Belakangan, Jessi dan Seunghan menjadi sasaran ujaran kebencian dari K-Netz. Mereka pun mau tak mau harus menuruti keinginan publik dengan dengung yang sedemikian keras.

Di kasus Seunghan, ia dituntut mundur dari grupnya, RIIZE. Gara-garanya, foto lawas Seunghan saat merokok hingga berduaan dengan seorang gadis muncul ke permukaan.

Fans yang kecewa menuntut Seunghan keluar grup dengan cara-cara ekstrem. Tak hanya seruan di media sosial, mereka sampai mengirim 1000 karangan bunga dengan tulisan yang meminta Seunghan keluar dari RIIZE.

Sementara kasus Jessi juga tak kalah panas dibahas. Berawal dari fans yang ingin minta foto dengan Jessi, ia tiba-tiba dikeroyok sekelompok pria lainnya. Jessi berusaha menghentikan serangan itu tapi gagal.

Jessi mengaku tak kenal dengan para pria yang memukuli fans tersebut. Ia pun sudah meminta maaf secara terbuka pada penggemar, tapi ternyata tak semudah itu.

Berbagai ujaran kebencian hingga boykot dilakukan terhadap kedua artis ini. Bahkan meski mereka tak sepenuhnya salah, konsekuensi yang dihadapi sangat tidak main-main.

Hal itu menjadi pemicu banyaknya idol atau artis Korea Selatan yang mengalami depresi. K-Netz seperti tak ingin memberi kesempatan kedua untuk para artis yang sebenarnya juga manusia ini.

Sikap tersebut agak kontradiktif dengan yang terjadi di Indonesia. Saat netizen kita sering dibilang paling bar-bar, mereka justru bisa dengan mudah memaafkan sosok idola. Bahkan ketika kesalahan fatal seperti pernah korupsi, berkali-kali terkena kasus narkoba, mereka dengan mudah bisa 'lupa'.