Bagikan:

JAKARTA - Setelah memperkenalkan dua single berjudul “The Other Side” dan “Balter Baby”, Phum Viphurit hadir dengan extended play (EP) atau album mini terbaru yang diberi tajuk “Paul Vibhavadi Vo. 1”.

Selain dua single yang sudah lebih dulu dirilis, penyanyi-penulis lagu asal Thailand itu menghadirkan dua lagu lain untuk album mini terbaru, yaitu “Past Life” dan “If This Is The End”.

Konsep “Paul Vibhavadi Vol. 1” berawal dari keinginan Phum untuk melebarkan batasan-batasan musiknya, yang kemudian membawanya ke jalur-jalur kreatIf lain dalam penulisan lagu.

“Saya sudah lama menyukai house music awal 2000an dan ingin menggabungkan permainan gitar saya ke musik dengan BPM (tempo dengan satuan beat per menit) sepertI itu. Saat punya ide untuk membuat empat lagu ini, saya langsung kepikiran memakai alter ego,” kata Phum Viphurit melalui siaran pers kepada VOI, Jumat, 18 Oktober.

Phum menyebut beberapa artis terdahulu yang mengusung konsep alter ego, seperti Tyler, the Creator sebagai Igor dan David Bowie sebagai Ziggy Stardust, menginspirasinya untuk menjadikan Paul Vibhavadi sebagai alter egonya sendiri.

“Ada kesan yang baru dan itu yang membuat saya tertarik,” kata Phum.

“Metode ini juga memungkinkan saya lepas dari menulis berdasarkan pengalaman pribadi dan menggunakan kemampuan menulis naskah untuk mengembangkan tokoh dan kisah di dalam dunia kecil yang baru ini,” lanjutnya.

Dengan Phum memerankan Paul, album mini ini membawa pendengar untuk mengikuti perjalanan sang kungkang yang merasa tidak cocok hidup di kota, sehingga pergi mencari hutan magis Himmapan.

Adapun “The Other Side” sebagai lagu pembuka, dengan hentakan irama house music, menceritakan perjumpaan Paul dengan suku penyembah kungkang yang membuatnya terbuai oleh pemujaan.

Kemudian, komposisi dansa instrumental “Balter Baby” mengiringi momen Paul berhura-hura dengan suku tersebut sebelum ia pergi terbang di dalam gelembung berpijar.

Lagu ketiga, “Past Lives”, yang menampilkan rapper TangBadVoice, adalah lagu yang lebih kontemplatif dimana Paul terbawa emosi sambil melayang dan mengenang kehidupannya yang lama.

Di lagu penutup “This Is the End”, Paul mencapai pintu gerbang tujuannya dan mempertimbangkan apa yang harus ditinggalkannya jika memutuskan untuk masuk.

“Secara keseluruhan ini sangat seru. Topiknya memang intens jika ditelaah sedalam itu, namun saya sangat senang menggarap tokoh dan proyek ini,” pungkas Phum Viphurit.