Bagikan:

JAKARTA - Sri Hanuraga baru saja merampungkan kunjungannya ke Korea Selatan dalam rangka tur bersama Namyuol Cho Quartet. Rangkaian pertunjukan itu berlangsung dari 23 hingga 30 Agustus lalu.

Ini menjadi lawatan kedua Aga, sapaan akrab Sri Hanuraga, setelah menampilkan album solo terbarunya, (De)Conception (2023) di ICMC (International Computer Music Conference) yang diselenggarakan di Hanyang University, Korea Selatan, bulan Juli lalu.

Pada kesempatan Ini grup modern jazz yang beranggotakan Namyuol Cho (drums), Janos Bruneel (bas), Daniel Mester (saksofon), dan Sri Hanuraga bermain di sejumlah klab jazz di Seoul dan Daegu: JazzxOver, Club Evans, Cotton Club, All That Jazz, Live Jazz Café Chunnyn, dan Various Concert Hall. Tur mereka ditutup oleh penampilan di festival Jongno in Jazz, di Seoul, Korea Selatan/

Tak hanya konser, Aga juga dipercaya menjadi kepercayaan dari label BIC Music menjadi penata musik dan pianis dalam sebuah album persembahan bagi grup musik cadas legendaris Korea Selatan, Sanulim. Pada album ini Sri Hanuraga mengaransir lagu berjudul It Might Have Been Late Summer yang akan dibawakan oleh Namyuol Cho Quartet bersama dengan penyanyi/produser asal Korea Selatan, Eaeon.

“Senang kembali bertemu dengan sahabat lama dan memainkan musik-musik yang sudah lama tidak dimainkan. Album Namyuol Cho Quartet di sana habis dibeli dan ada pemain-pemain jazz Korea Selatan yang mulai mempelajari permainan dan karya-karya original saya. Lalu ada satu kejutan, suatu siang, tiba-tiba salah satu pianis jazz favorit saya, Aaron Goldberg, mengirim pesan di Instagram karena melihat saya di poster festival (mereka bermain di festival yang sama), kemudia ia bilang dia akan datang menonton. Ia benar-benar datang dan bilang senang sekali dengan permainan saya, ia bahkan menganjurkan untuk mengatur konser duo di Jakarta. Ia juga masih ingat dengan album-album saya yang ia dengar waktu di Bali,” ungkap musikus yang juga menjadi dosen pengajar musik tersebut.

Kilas balik ke tahun 2012 dan 2018, ia juga pernah menggelar show di Korea Selatan bersama Namyuol Cho Quartet. Usai Sri Hanuraga menyelesaikan studi magisternya di jurusan Jazz Piano Performance di Conservatorium van Amsterdam, ia didapuk oleh Namyuol Cho untuk bergabung dengan grupnya dan merekam album pertamanya, “Sketches of The Old World.”

Dalam tur tersebut juga mengungkapkan banyaknya klab jazz di Seoul, Korea Selatan. Menurut Aga, klab jazz di sana proper dari segi peralatan maupun tempat. Setiap klub punya grand piano yang cukup baik.

“Yang mengejutkan, penonton selalu penuh walaupun di hari biasa, dan mereka dari kalangan muda. Mereka tidak enggan membayar tiket masuk dan mengeluarkan uang untuk membeli makanan dan minuman. Yang menarik juga adalah program dari klub jazz-nya, musik yang dimainkan rata-rata adalah karya original musisinya dengan gaya modern jazz, mereka bukan sekadar memainkan cover. Ini menurut saya ruang bertumbuh yang masih tidak dimiliki di Indonesia,” ungkap Aga.

Dengan terselenggaranya tur ini, Aga berharap jejaringnya dengan skena di Korea Selatan terbuka lagi, karena sebelumnya sejak 2018, dirinya mulai aktif dengan jejaring musisi Korea Selatan namun terkendala pandemi COVID-19.