JAKARTA - Chintami Atmanagara jadi salah satu figur publik yang mengantar Puput Novel ke peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Umum Sanjaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pagi ini, Senin, 9 September.
Artis 62 tahun itu mengaku sudah lama mengenai Puput, bahkan sejak keduanya masih sering muncul untuk bernyanyi di stasiun TVRI.
Menurut Chintami, Puput Novel adalah sosok yang ramah, riang, dan baik hati.
Pertemuan terakhir Chintami dengan Puput terjadi tahun lalu, ketika menjadi bintang tamu di salah satu program televisi.
“(Pas ketemu) dia langsung meluk. Itu benar-benar tahun lalu, 2023, itu lah terakhir pertemuan saya sama Puput,” kata Chintami Atmanagara seusai pemakaman Puput Novel.
Chintami mengaku terkejut ketika mendengar kabar mantan penyanyi cilik itu meninggal dunia. Dia mengaku tidak tahu jika Puput menderita penyakit yang sangat serius.
“Saya nggak tahu. Ada beberapa temen kita yang sakit kita tau, nah kalau ini nggak tau, dia benar-benar tertutup,” ujar Chintami.
BACA JUGA:
“Tadi juga nanya sama keluarganya, kok saya nggak dengar Mba Puput sakit, emang nggak pernah ngomong juga sama kita. Kayaknya dia emang nggak pengin orang lain tau kalau dia sakit,” inbuhnya.
Adapun, kanker payudara disebut jadi penyebab Puput Novel meninggal dunia.
“Sakitnya sudah tiga tahun. Dari 2021 sudah terdeteksi kanker. Kami sudah melakukan tindakan medis, cuman qadarullah tidak bisa disembuhkan, jadi keluarga ikhlas,” ujar Baginda Jaya, adik Puput Novel.
Menurut Baginda, kakaknya juga sudah mencoba untuk menjalani beberapa tindakan medis.
“Tentu dia terbuka, tapi pilihan dia mengambil beberapa treatment, tindakan medis, itu pilihan dia, keluarga hanya bisa menyarankan dan menemani,” katanya.
Penyakit yang diderita Puput tampak jelas dalam beberapa waktu terakhir. Fisiknya mulai melemah, sulit untuk makan dan minum, hingga sulit bernafas.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Puput diketahui menjalani perawatan di rumah sakit selama empat hari, namun kondisinya semakin memburuk dan tidak terselamatkan.
“Hari terakhir sudah nge-drop, sudah menurun, terjadi komplikasi di organnya. Pengobatannya mengakibatkan komplikasi, yang rusak pertama paru-paru dulu, disusul jantung, fungsi liver, akhirnya gagal organ,” pungkas Baginda Jaya.