Kerja Kolektif Lomba Sihir dalam <i>Selamat Datang di Ujung Dunia</i>
Lomba Sihir (Sun Eater)

Bagikan:

JAKARTA - Setelah merilis Hati dan Paru-Paru di akhir Februari lalu, Lomba Sihir siap menyapa pendengar musik dengan album perdana bertajuk Selamat Datang di Ujung Dunia.

Seperti iberitakan sebelumnya, Lomba Sihir awalnya sebuah band pengiring untuk solois Hindia atau Baskara Putra. Kali ini Lomba Sihir bukan menjadi pengiring namun menjadi pemeran utama.

Dua belas trek yang masuk ke dalam album merupakan hasil kerja sama Baskara Putra (vokal), Natasha Udu (vokal), Rayhan Noor (gitar, vokal), Wisnu Ikhsantama (bas, vokal), Tristan Juliano (kibor, vokal) dan Enrico Octaviano (drum).

Lagunya berpusat kepada cerita kehidupan di tengah kota Jakarta mulai dari bekerja sampai romansa dewasa. Pemilihan cerita kota Jakarta dipilih karena keenamnya tumbuh besar di Ibu Kota dan merasakan suka duka.

Keenam anggota memiliki porsi pengerjaan dalam album tetapi mereka tidak ingin berusaha menyatukan identitas dalam album ini. “Kita bikin band enggak pernah kepikiran untuk menyatukan enam kepala,” kata Rayhan saat konferensi pers hari ini, 25 Maret.

Di luar Lomba Sihir, masing-masing personel memiliki proyek lain mulai dari Mantra Vutura, Martials, sampai .Feast. Namun, bersama Lomba Sihir, mereka hanya mengeluarkan sisi baru yang tetap menyenangkan.

Sisi baru itu dibuktikan dengan keterlibatan beberapa anggota sebagai vokalis. Tristan dan Tama misalnya yang mengisi lagu Cameo. Selain itu, kerja kolektif juga melibatkan Mohammed Kamga (Hondo), Matter Mos, Petra Sihombing, dan Kusuma Widhiana.

Dengan genre pop yang mendominasi, album Selamat Datang di Ujung Dunia menjadi karya dengan berbagai warna dan sudut pandang. Mendengarkan dari awal sampai akhir album akan mengantarkan pendengar pada potret Jakarta yang diungkapkan para musisi muda ini.

Video musik Hati dan Paru-Paru serta Apa Ada Asmara sudah dirilis sedangkan album Selamat Datang di Ujung Dunia dari Lomba Sihir akan diluncurkan 26 Maret.