Bagikan:

JAKARTA - Benyamin Sueb adalah nama besar di industri musik Indonesia modern. Namanya sudah dikenal sejak akhir tahun 1950an melalui grup musik Melody Boys (kemudian dikenal sebagai Melodi Ria) pimpinan Rachman Abdullah.

Sampai saat ini, karya-karya Benyamin Sueb masih sangat relevan untuk dinikmati dan dipahami oleh penikmat musik baru. Beberapa tribute juga ditampilkan untuk mengenang seniman Betawi itu.

Yayasan Irama Nusantara yang berfokus pada pengarsipan digital musik populer Indonesia, berkolaborasi dengan Yayasan Benyamin Suaeb untuk menggelar “Biang Kerok; Pameran Arsip Benyamin Suaeb” sebagai usaha untuk mengumpulkan karya dan arsip terkait Benyamin Sueb sendiri.

Adapun, pameran diselenggarakan di Museum Kebangkitan Nasional, Senen, Jakarta Pusat, mulai 2 Juni hingga 14 Juli mendatang. Pameran ini merupakan bagian dari kerja sama Irama Nusantara dengan Museum Kebangkitan Nasional, sejak peresmian Ruang Irama di Muskitnas sebagai tempat aktivitas pengarsipan digital musik populer Indonesia.

Dengan begitu, masyarakat tidak hanya bisa mengakses berbagai koleksi arsip musik Indonesia melalui website iramanusantara.org, tapi juga dapat langsung ke Ruang Irama dan Ruang Pameran untuk mengaksesnya lebih nyata.

“Selama 10 tahun ini, Irama Nusantara bekerja secara intensif mengumpulkan arsip digital atas rilisan musik populer Indonesia. Hingga kini telah terkumpul sebanyak 8.000 rilisan, namun aksesnya masih dipusatkan pada format daring melalui situs website kami. Kami sangat berterima kasih karena Irama Nusantara dapat mewujudkan mimpi untuk membuka akses terhadap arsip yang telah kami koleksi secara fisik sehingga bisa langsung diakses oleh publik,” kata Dian Onno selaku Ketua Yayasan Irama Nusantara dalam keterangannya, Kamis, 6 Juni.

Pameran ini diharap mampu menarik minat masyarakat terhadap kreasi musik populer Indonesia, dan juga mendorong partisipasi aktif publik untuk berbagi koleksi arsip dan memorabilia musik Indonesia yang mereka miliki.

Pameran “Biang Kerok; Pameran Arsip Benyamin Suaeb” menjadi langkah pertama dari program aktivasi Irama Nusantara di Museum Kebangkitan Nasional ini. Berbagai arsip seperti rilisan musik, cuplikan lagu dalam film, foto-foto, lembar lirik, hingga rekaman program radio akan ditampilkan dengan komprehensif dan atraktif.

“Relevansi sosial dan budaya dari berbagai karya Benyamin menciptakan keterikatan personal bagi masyarakat Indonesia secara umum. Tak sedikit memori mengenai Bang Ben tersimpan dengan baik dalam benak masyarakat Indonesia. Harapannya pameran ini menjadi upaya dari Irama Nusantara dan Yayasan Benyamin Suaeb untuk mengatasi permasalahan tersebut,” ujar Gerry Apriryan, Program Manager dari Irama Nusantara.

Bersamaan dengan dibukanya pameran, diadakan pula talkshow dengan tajuk, “Gaya Betawi, Funky in Kromong!”. Acara ini akan mengupas bagaimana pengaruh Bang Ben terhadap popularitas gaya musik tradisional gambang kromong ke seantero negeri.

Setelah talkshow, kegiatan dilanjutkan dengan pertunjukan musik kolaborasi dari Mad Madmen bersama Amboro. Format pertunjukan spesial ini menjadi sebuah penghormatan terhadap Benyamin Sueb dengan membawakan karya lagu orisinal milik Bang Ben.

Selain itu, berbagai rangkaian kegiatan serupa akan hadir selama pameran ini berlangsung hingga 14 Juli. Di luar talkshow dan pertunjukan musik, akan ada penayangan film, lokakarya, serta program membangkitkan kembali karya dari Benyamin Sueb.