JAKARTA - Fanny Soegi akhirnya bicara tentang keputusannya keluar dari band Soegi Bornean. Viralitas dan kesuksesan ternyata punya andil dalam perpisahan mereka.
Saat menjadi bintang tamu di podcast yang dipandu Soleh Solihun, Fanny bercerita banyak hal seputar momen-momen yang terjadi dalam kehidupannya. Tak terkecuali, saat ia memilih hengkang dari band yang membesarkan namanya.
Fanny menuturkan viralnya lagu 'Asmalibrasi' memang berhasil melambungkan karier Soegi Bornean. Namun di sisi lain, hasil dari kesuksesan itu tak dirasakan oleh pencipta lagunya, Dimec Tirta.
"Bayangin satu lagu viral itu, penciptanya sampai ngga bisa bayar uang gedung (biaya sekolah) anaknya. Lagunya diputar di mana-mana tapi yang nyiptain nggak bisa menikmati karyanya sendiri," tutur Fanny.
Setelah terjadinya kasus ini, Fanny dan sang pencipta lagu belajar lebih teliti lagi soal royalti, hak cipta dan hal-hal terkait.
"Sudah terbayarkan mulai November tahun ini. Tapi haknya yang dari dulu-dulu udah nggak ada," lanjutnya.
Setelah keluar dari band, Fanny masih merasa lebih bahagia, tapi mengaku ada hal yang mengganjal. Salah satunya rasa kecewa karena orang yang ia percaya selama ini melakukan hal yang tak ia duga.
BACA JUGA:
"Mungkin saya belum pernah dihadapkan dengan pertemanan yang tiba-tiba harus berhubungan dengan uang yang besar, dan akhirnya kaget satu sama lain. Dan akhirnya terpecah karena uang," urainya.
Namun hal utama yang memicu Fanny Soegi menempuh karier sendiri adalah karena pendaftaran hak cipta. Rupanya ada pihak-pihak lain yang terdaftar di nama band tersebut sebagai merk, dan alasannya sulit diterima olehnya.
"Yang seharusnya tiga orang sebagai kepemilikan, tiba-tiba ada lima orang. 'Mau tau nggak kenapa lima orang ini ada di daftar? Jadi kalau kamu keluar dengan namamu sendiri, mau solo atau penulis, kamu harus bayar royalti ke lima orang ini'," jelas Fanny.
Saat ini Fanny Soegi merintis karier solo, tapi tetap dengan format grup musik seperti terdahulu. Ia merilis single pertamanya berjudul 'Dharma' dengan management barunya, VtmnD yang dikelola Vindes Corp.