Bagikan:

JAKARTA - Ismail Marzuki tidak dapat dipungkiri menjadi salah satu genius musik yang pernah dimiliki Indonesia. Banyak lagu ciptaannya masih dinyanyikan sampai saat ini, termasuk ‘Hari Lebaran’.

Lagu ‘Hari Lebaran’ direkam pertama kali di Radio Republik Indonesia pada tahun 1954, dan dinyanyikan oleh Suyoso Karsono yang saat itu memakai nama samaran Didi.

Bait awal lagu menggambarkan suasana lebaran di Indonesia yang riang gembira, dimana masyarakat merayakan Hari Kemenangan dengan bermaaf-maafan.

Namun pada bait berikutnya, Ismail Marzuki menuliskan banyak kritik sosial dan politik di pertengahan tahun 1950an.

“Maafkan lahir dan batin/ ‘lang taon hidup prihatin/ Kondangan boleh kurangin/ Korupsi jangan kerjain,” bunyi lirik lagu Hari Lebaran.

Selain itu, Ismail Marzuki juga menyoroti beberapa fenomena lain, seperti masyarakat yang menghabiskan terlalu banyak uang saat lebaran, hingga beberapa orang yang justru memanfaatkan momen berkumpul saat lebaran dengan berjudi.

Lagu ini juga ikut mempopulerkan frasa yang paling sering didengar di hari Lebaran, yaitu “Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin”.

Popularitas Hari Lebaran dari Ismail Marzuki membuat lagu ini diaransemen ulang oleh Tasya Kamila, Deredia, dan Sentimental Moods.