JAKARTA - Kemunculan Lorjhu di skena musik nasional membawa warna baru. Trio Badrus Zeman (vokal, gitar), Insan Negara (bass) dan Gaharaiden Soetansyah (drum) mengusung musik rock pesisir dengan lirik yang sebagian besar berbahasa Madura.
Memulai perjalanan musiknya sejak tahun 2019, Lorjhu telah merilis dua album penuh, yaitu Paseser (2022) dan Parenduan (2023).
Di balik perjalanan Lorjhu sampai dikenal penikmat musik nasional, Badrus memulai musiknya dengan cara yang sederhana. Sebagian besar lagu di album pertama, awalnya direkam melalui gadget miliknya.
"Sebenarnya di album pertama, Paseser, kenapa menggunakan handphone, dasarnya karena saya tidak punya banyak device. Jadi, device yang saya punya hanya itu, yang saya eksplore salah satunya handphone," kata Badrus saat ditemui di Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu, 27 Maret.
BACA JUGA:
Badrus mengakui hasil rekaman yang dihasilkan memang tidak memuaskan, namun apa yang dilakukannya adalah memaksimalkan apa yang ada untuk tetap berkarya.
"Simple aja sih, yang penting instrumen (musik) bisa nyambung ke handphone dan bisa direkam, se-simple itu. Dan misalkan mengatasi noise dan segala macamnya, saya maksimalkan menggunakan aplikasi yang ada aja," ujar Badrus.
"Jadi yang perfect juga tidak, tapi yang jelas bisa didengar dengan enak. Itu udah cukup sih sebenarnya," lanjutnya.
Tidak hanya itu, video musik dari album pertama Lorjhu juga direkam seadanya menggunakan ponsel. Keterbatasan tidak menjadi masalah bagi Badrus hingga akhirnya menuai hasil positif dari karyanya itu.
"Iya, kalau video musik dari album pertama kita menggunakan handphone, kecuali di album kedua. Jadi, sepanjang album pertama rata-rata menggunakan device handphone. Di album kedua sudah mulai berubah lah gitu," pungkas Badrus Zeman.
Sebagai informasi, karya-karya awal Lorjhu tersebut, kemudian diketahui oleh beberapa orang yang berada di bawah label rekaman demajors. Saat ini, Lorjhu berada di bawah naungan Bahasa Ibu Records.