Bagikan:

JAKARTA - Rapper asal London, Skepta mengeluarkan pernyataan atas klaim bahwa artwork (karya seni) untuk single barunya merujuk pada Holocaust.

Skepta dijadwalkan merilis lagu Gas Me Up (Diligent) pada 26 Januari sebagai preview pertama dari album studio keenamnya, ‘Knife And Fork’.

Pada Senin kemarin, ia membagikan sampul resmi untuk lagu tersebut, yang dibuat oleh seniman Gabriel Moses.

Sampul tersebut menggambarkan sekelompok pria dengan kepala dicukur dan berseragam serasi. Salah satunya memiliki tato “GAS ME UP” di bagian belakang kepalanya.

Beberapa penggemar mengatakan bahwa adegan tersebut menyerupai perlakuan terhadap orang-orang Yahudi di tangan Nazi selama Perang Dunia Kedua. Skepta dituduh merujuk pada kamar gas yang digunakan untuk membunuh tahanan di kamp konsentrasi dengan judul dan karya seni single tersebut.

Dalam pernyataannya di media sosial Rabu kemarin, rapeer bernama asli Joseph Olaitan Adenuga Jr. itu membahas kontroversi tersebut sambil berbicara tentang inspirasi di balik materi barunya dan gambar yang menyertainya.

“Saya telah menunggu untuk merilis 'Gas Me Up (Diligent)' sejak merilis teasernya pada April tahun lalu, bekerja keras untuk mendapatkan karya seni yang tepat untuk peluncuran album saya yang berkisah tentang orang tua saya yang datang ke Inggris pada tahun 80an, Skinhead, budaya sepak bola," tulis dia.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa meskipun sampul tersebut “dianggap ofensif oleh banyak orang”, penafsiran yang terkait dengan PD2 “jelas bukan rencana kami”. Skepta kemudian mengonfirmasi bahwa dia telah “menghapus” karya seni tersebut dan berjanji untuk “lebih berhati-hati di masa mendatang”.

Dalam postingan selanjutnya, Skepta membagikan “mood board” yang berisi beberapa foto yang menginspirasi cerita Inggris tahun 1980-an untuk albumnya, ‘Knife & Fork'.

“Sejujurnya saya bisa melihat bagaimana karya tunggal saya tanpa konteks bisa dianggap menyinggung, terutama di saat seperti ini, tapi sekali lagi itu bukan niat saya,” ujarnya.

“Tetapi setelah beberapa pemikiran, saya merasa tidak bisa terus menjadi seniman yang Anda semua kenal dan cintai jika karya seni saya diawasi, saya harus berhenti jika saya tidak dapat mengekspresikan karya seni saya seperti yang saya lihat.”