Bagikan:

JAKARTA - Musik adalah bahasa universal. Tidak mengenal jarak, waktu, bahkan usia. Lebih jauh, musik adalah kunci dari jiwa, yang mampu menghasilkan keajaiban-keajaiban tidak terduga.

Baru-baru ini beredar sebuah video di media sosial yang memperlihatakan pemain trumpet jazz, James Morrison mengunjungi rekan lamanya Julian Lee, seorang pemain piano. Lee, sudah tidak pernah bermain piano sejak terkena stroke sembilan tahun lamanya.

Tapi, dalam video tersebut Lee terlihat bermain piano dengan tangan kirinya. Berbagi tuts dengan Morrison yang bermain dengan tangan kanannya sambil meniup trumpet. Chemistry di antara keduanya terjalin sangat utuh. 

Musisi jazz dan swing Australia Don Burrows juga tertangkap kamera sedang menari di samping Lee dan Morrison, sementara Val (istri Lee) terlihat di belakang mereka.

Ternyata, ini video lama yang di-posting Morisson di kanal YouTube pribadinya pada September tahun lalu. Dalam keterangan video dia menulis:

"Sangat spesial bersama mentor saya Don Burrows dan teman hebat saya Julian Lee untuk hari itu di Mossvale. Jules (panggilan Lee) tidak pernah bermain piano selama bertahun-tahun sejak terkena stroke ... dia berusia 95 tahun ini dan kami merayakan ulang tahunnya ... musik sangat menyenangkan." Lihat video lengkapnya di bawah.

Julian Lee dijuluki "Telinga Emas" karena alasan yang tepat. Tidak dapat melihat sejak lahir, ia memiliki pendengaran 'super' yang membantunya menjadi multi-instrumentalis dan produser yang diakui dunia internasional. Bakat kelahirannya jelas dalam video, di mana Lee terlihat begitu mudah jamming membawakan After You've Gone dari Ella Fitzgerald. 

Musik itu memiliki kekuatan dan kita perlu menyadari pentingnya musik secara spiritual. Frank Gambale, gitaris jazz fusion asal Australia, pernah mengatakan dalam sebuah wawancara dengan majalah GitarPlus tiga tahun lalu. Dia mengaku tidak religius pada agama tertentu tapi merasakan pentingnya efek yang musik lakukan kepada orang banyak.

Kata dia, ke mana pun dirinya pergi ke seluruh dunia, ada saja orang yang menghampirinya dan berkata betapa musiknya berarti bagi mereka. Ada dari mereka yang pulih dari sakit, entah itu kanker atau lainnya, dan musik dari Gambale benar-benar menyembuhkannya. 

"Referensi saya tentang musik telah berubah, saya tidak pernah membuat musik untuk uang. Saya sangat nyaman dengan pemikiran menyadari pentingnya musik secara spiritual. Jadi, dengan itulah saya membuat musik dan inilah karya terbaik saya yang pernah saya buat. Dan saya pikir, pekerjaan seperti ini masih akan terjadi di masa depan," tutur Gambale.

Hal serupa juga terjadi pada Yngwie Malmsteen. Salah satu musiknya, Brothers, menginspirasi gitaris difabel asal Sumedang Yana Mulyana yang membuktikan kepada semua orang bahwa keterbatasan yang ia miliki tidak akan pernah bisa membatasinya. Prinsip yang sangat bagus dan layak menjadi inspirasi bagi kita semua.  

Permainan gitar Yana saat membawakan Brothers di acara salah satu televisi swasta Indonesia menyedot perhatian si pemilik lagu. Melalui akun Facebooknya, virtuoso gitar asal Swedia mengungkapkan kekagumannya dengan orang-orang seperti pria yang akrab disapa Kang Yana itu. 

“Saya sungguh merasa diberkati ketika musik saya bisa menyentuh individu secara personal. Mereka bisa merasakan energi sedemikian rupa, sehingga disabilitas mereka tidak dapat lagi menahan mereka (untuk berkarya),” tulis Yngwie Malmsteen pada 3 Januari 2015.