Bagikan:

JAKARTA - Sosok Shakira Jasmine adalah seorang aktris yang dikenal lewat debutnya, film Dua Garis Biru (2019). Tapi siapa sangka, ia sudah lama bergabung di industri hiburan Indonesia sejak kecil.

Pada tahun 2013, ia mengikuti kompetisi La Academia Junior Indonesia dan lolos ke 10 besar. Tiga tahun kemudian, ia memilih The Voice Kids dan bergabung dengan Team Agnes.

Akan tetapi hingga saat ini, namanya perlahan dikenal sebagai aktor. Ia pun kembali dengan serial keduanya di tahun ini, Royal Blood.

“Diberikan kesempatan untuk menjadi Anggi di Royal Blood itu menurut aku kesempatan yang gak datang dua kali. Pertama aku mau banyak banyak terima kasih untuk Clarissa Tanoesoedibjo dan mas Eko Kristianto dan semua tim yang terlibat untuk mempercayakan aku sebagai Anggi,” kata Shakira Jasmine.

Shakira Jasmine (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Dalam karakter barunya, Shakira Jasmine dituntut untuk berbicara bahasa Jawa. Namun itu bukan sesuatu yang sulit bagi penyanyi kelahiran 12 Oktober 2002 itu.

“I love everything about art; nyanyi, akting, gambar, nulis, bikin lagu, semua kayak it makes me feel alive jadi doing something I really really like itu bikin bebannya juga hilang,” katanya.

Bicara soal akting, Shakira mengakui dirinya masih dalam tahap awal. Dua film dan lima serial belum menjadi daftar panjang untuk kariernya. Namun ia berharap ia bisa menjadi seorang aktris yang otentik dari segi akting.

“Kalau di akting yang mau aku tonjolin itu versatile. I can be anything pokoknya I can be apa pun itu gak hanya peran yang nyanyi. I really want to be character yang bisa dalam artian karakter yang lumpuh, karakter yang horor yang lebih challenging lagi buat aku,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia banyak belajar dari acting coach seperti Banyu Bening, Yayu Unru, dan Verdi Solaiman. Ia juga berusaha tidak puas diri dengan akting yang ia lakukan sejauh ini.

Shakira Jasmine (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Perjalanan akting Shakira dimulai dalam film garapan Gina S. Noer berjudul Dua Garis Biru memerankan tokoh Vini. Film tersebut diproduksi di bawah bendera Starvision Plus serta dirilis di bioskop pada 11 Juli 2019.

"Waktu itu ditawari akting tidak pikir panjang. Karena aku suka semua tentang seni. Aku rasa yang paling menyenangkan dari akting adalah kita bisa menjadi orang lain. Mencoba menjadi orang yang sama sekali beda dengan diri kita sendiri," ujar Shakira. 

Urusan akting, Shakira mengaku awalnya merasa insecured jika berhadapan dengan adegan menangis. "Aku coba sekuat tenaga dengan berbagai cara untuk mengeluarkan air mata. Tapi semakin aku coba justru air mata semakin susah keluar," jelasnya. 

Beruntung, pendampingan guru aktingnya memberikan banyak masukan positif. Dari para pelatih, Shakira mencoba mengubah presepsi akting menangis. 

"Bukan kita yang harus mengeluarkan air mata. Tapi bagaimana akting kita sampai ke penonton. Rasa sedih dan haru itu bisa ditangkap lalu membuat penonton menangis," katanya. 

Ke depan, Shakira Jasmine ingin menonjolkan sisi versatile. "I can be anything pokoknya I can be apa pun itu gak hanya peran yang nyanyi. I really want to be character yang bisa dalam artian karakter yang lumpuh, karakter yang horor yang lebih challenging lagi buat aku. I really want to try that gitu. Dan karakternya akan aku sisipi dari diri aku buat karakter yang orang notice jadi dari situ lah," harapnya.

Belajar dan terus belajar, Shakira juga membaca teori Stanislavski dan lain-lain. "Kalau dari Indonesia aku udah pernah diajarin sama mas Banyu Bening jadi aku senang banget. Sejauh ini orang-orang yang pernah ngajarin aku akting ya orang yang aku pengen diajarin coaching juga. Mas Rosa sih aku pengen pokoknya acting coach yang aku pernah temui itu bang Yayu, mas Verdi semuanya tuh punya metodenya masing-masing," katanya.

Memang, tak seperti bintang terkenal yang aktingnya sudah mendapat banyak pujian. Shakira Jasmine tak menutup mata bahwa aktingnya kerap dipertanyakan. 

"Pasti kalau komen-komen itu tapi instead of saying it’s a negative comment, i would say itu sebuah kritik membangun. Kalaupun komennya “apa sih jelek banget aktingnya gini gini gini” Oke aku bakal terima cuman jeleknya di mana tolong kasih aku insight biar aku bisa maju. Bahkan gak hanya orang lain, aku sendiri suka kritik diri sendiri. It’s fine it’s okay. It makes me grow," paparnya. 

Tak mau membatasi diri, Shakira Jasmie bersiap untuk peran apapun ke depan. "Aku percaya pertemuan itu sebuah jodoh, sebuah guratan Tuhan jadi siapapun itu, I’m open," tegasnya.

Impian Menembus Musik Internasional

Shakira Jasmine (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Urusan menyanyi, Shakira Jasmine bisa dibilang suka kompetisi. Dengan bakat dan talenta yang dimilikinya, Shakira Jasmine memulai karir menyanyi sebagai finalis dalam kompetisi The Voice Kids Indonesia musim pertama.

Dua tahun pasca lulus dari The Voice Kids Indonesia, ia bergabung dengan perusahaan rekaman Musica Studio's dan merilis singel perdananya berjudul Stalking pada 26 Oktober 2018. Dimulai dari single Stalking, hingga saat ini Shakira Jasmine sudah menelurkan berbagai judul di antaranya bahkan menjadi viral yaitu Meant 2 Be.

Semua talenta yang ia miliki diakui diwariskan oleh kedua orang tuanya. Sang ayah adalah seorang pemain bass yang pernah bekerja dengan Inka Christie. Sementara sang ibu adalah seorang penari tradisional. Hal itu yang membuat Shakira Jasmine semakin menyukai musik.

“It’s something that really unique and authentic yang semua orang tuh beda gak ada yang sama. Aku sih selalu menganggap itu sebagai anugerah yang harus aku kembangkan dan harus aku eksplor,” ujarnya.

“I want to be different, i want to be special, aku gak mau sama kayak yang lain, aku harus punya my authentic style sendiri that’s why I came up with this guitar warna biru nyentrik dalam tanda kutip cuma berbeda,” katanya.

Shakira Jasmine (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Bicara musik, Shakira Jasmine menjagokan Lizzy McAlpine, Jacob Collier, dan Rendy Pandugo. Ia ingin punya warna musik yang serupa dengan para idolanya.

Selain warna musik, Shakira juga mulai merangkai musiknya mulai dari menulis lirik hingga menata lagu. Kebiasaan ini ia harapkan bisa teraplikasikan dalam album baru yang jadi rencana si anak tunggal.

Ia juga mau menunjukkan kapabilitasnya dalam bernyanyi. Dalam serial Royal Blood, ia pun tampil membawakan beberapa lagu dalam karakternya.

Di sisi lain, Shakira Jasmine mengakui ada pengorbanan yang ia lakukan untuk menjalankan dunia sebagai aktris dan penyanyi. Ia harus meninggalkan pendidikannya untuk sementara karena terlalu kewalahan.

“Tadinya aku jalanin berbarengan kuliah, akting, nyanyi, ternyata itu keteteran dan jadinya malah gak kemana mana. Aku memutuskan cuti kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia jurusan Ilmu Gizi,” cerita Shakira Jasmine.

Shakira Jasmine (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Selain itu dunia digital yang menuntut pergerakan cepat membuat Shakira Jasmine terus menghadirkan sesuatu yang baru setiap bulannya.

“Selagi itu bisa dilakukan bisa jadi branding aku sebagai musisi dan sebagai aktor. That’s why i’m writing it right now. Mulai tahu lah mau kemana at least,” tegasnya.

Shakira Jasmine pun optimis dengan karier bernyanyinya yang akan panjang. Sekarang ia sedang merancang sebuah album berisi 12 lagu dengan lagu berbahasa Inggris.

Hal ini sudah menjadi harapannya sejak awal masuk ke industri hiburan. Bahkan tidak berhenti di situ, Shakira Jasmine juga berniat memindahkan medium lagu dalam bentuk merchandise dan sebuah novel.

“Aku optimis cuman tetap hati-hati juga gimana di indonesia dulu yang notice atau mau bebas gimana yang penting promotion plan. Karena ada sangkut paut sama merchandise, novel,” tuturnya.

“I’m preparing gak single gak EP tapi going to make an album. Pokoknya aku bikin album, aku percaya aku bikin album. I’ve wrote the songs, all of them is going to be in English. I’m planning to debut di luar negeri juga semoga bisa and promoting my songs juga,” harap Shakira Jasmine.