Bagikan:

JAKARTA - Seiring dengan perkembangan industri otomotif global menuju sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, beberapa pabrikan saat ini terus berupaya untuk menghadirkan kendaraan nol emisi, termasuk dalam kategori kendaraan roda dua.

Saat ini, berbagai produsen sepeda motor telah merilis model-model yang dapat berperan dalam mengurangi emisi, seperti Kawasaki yang menawarkan motor listrik dan hybrid di pasar. Namun, pesaing utamanya, Yamaha, mengusung pendekatan berbeda terkait kendaraan dengan sumber energi berkelanjutan.

Eric de Seynes, Presiden Yamaha Motor Europe, menyatakan bahwa pasar kendaraan roda dua dengan energi berkelanjutan menawarkan berbagai opsi, termasuk penggunaan hidrogen. Yamaha juga telah berkomitmen untuk bekerja sama dengan produsen lain seperti Suzuki, Honda, dan Kawasaki dalam pengembangan mesin pembakaran hidrogen, dengan dukungan dari Toyota dan Kawasaki Heavy Industries.

“Hidrogen jelas merupakan teknologi masa depan, namun masih memerlukan banyak energi. Oleh karena itu, sampai dunia mampu menghasilkan lebih banyak energi bersih dan ramah lingkungan, hidrogen tetap menjadi impian,” ujar de Seynes seperti yang dilansir dari Motorcyclenews, Sabtu, 30 Desember 2023.

Pada awal Desember lalu, Yamaha mengumumkan rencananya untuk memamerkan prototipe mesin hidrogen V8 dalam gelaran Miami International Boat Show 2024 yang akan berlangsung pada 15-18 Februari mendatang.

Namun, Yamaha dihadapkan pada beberapa tantangan terkait penggunaan hidrogen. Keberlanjutan energi hidrogen memerlukan ruang tiga kali lipat dari tangki bahan bakar konvensional. Jika hidrogen dikemas dalam bentuk cair, maka energi ini memiliki titik didih hingga -252,9 derajat Celsius, memerlukan penyimpanan secara kriogenik atau pemeliharaan suhu agar tetap dalam bentuk cair.

“Partisipasi dalam konsorsium ini adalah karena teknologinya canggih, dan lebih baik jika kita berkolaborasi. Ini masuk akal jika ada konsorsium dan kerja sama hingga pasar siap. Meskipun dalam jangka pendek, mesin pembakaran internal tetap menjadi teknologi terbaik yang dapat kita peroleh,” tambah de Seynes.

Meskipun demikian, CEO Yamaha Eropa ini juga menekankan keinginan untuk mempertahankan mesin pembakaran konvensional pada kendaraannya dan segera beralih ke bahan bakar sintetis. Dengan demikian, Yamaha tetap menyediakan motor bermesin pembakaran dalam kendaraannya, namun dengan jumlah emisi yang lebih rendah.

“Kami akan terus meningkatkan efisiensi mesin pembakaran. Ini sejalan dengan standar Euro5 dan Euro5+, serta Euro6, yang membuatnya semakin bersih,” pungkasnya.