JAKARTA - Belum lama ini, Honda mengumumkan recall yang melibatkan CR-V Hybrid di pasar Amerika Serikat (AS). Dikabarkan permasalahan ini muncul ditenggarai karena permasalahan baterai.
Dikutip dari Carscoops, Sabtu, 19 Oktober, ada potensi risiko kebakaran pada kemasan baterai lithium-ion CR-V Hybrid. Potensi tersebut ditemukan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA).
Menurut pabrikan dari Jepang ini, masalah tersebut berasal dari berbagai macam faktor saat proses perakitan. Lalu, beberapa terminal negative di dalam kemasan baterai telah diproduksi dengan ketebalan sisa lapisan tembaga yang kurang mencukupi.
Dengan demikian, ini mengakibatkan lapisan tembaga retak yang dapat mengekspos aluminium di bawahnya. Saat aluminium bertemu dengan elektrolit baterai, maka akan membahayakan sambungan sel baterai sehingga dapat menyebabkan baterai rusak dan meningkatkan risiko cedera.
Salah satu pasar yang menyediakan CR-V Hybrid ialah Indonesia. Lalu, apakah unit SUV di tanah air juga berpotensi terdampak masalah ini?
Menjawab hal ini, Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy, mengatakan pihaknya belum mendapatkan kabar terkait hal ini dari pihak pusat.
“Belum dipastikan ya terdampak atau tidak. Tapi kalau dapat kabar, akan kita kabari,” kata Billy saat ditemui di CIBIS Park, TB Simatupang, Jakarta, Sabtu, 19 Oktober.
Billy juga menambahkan, unit di Indonesia kemungkinan besar tidak terdampak karena merupakan rakitan dari Thailand. Sementara, CR-V Hybrid yang terdampak merupakan rakitan dari negeri paman Sam.
BACA JUGA:
“Untuk Indonesia kita belum dapat kabar sampai sekarang karena unit produksinya juga berasal dari Thailand,” tambah Billy.
Meskipun demikian, ia juga menjelaskan pihaknya selalu berkomunikasi dengan pihak pusat untuk berdiskusi soal hal ini.
“Kami selalu bertanya dengan principle karena ini berkaitan dengan keselamatan, namun sampai saat ini belum ada informasi dari sana,” tutup Billy.