Bagikan:

JAKARTA - Toyota Celica merupakan salah satu model yang turut mengangkat nama pabrikan di industri otomotif global. Dihadirkan sejak 1970, model ini banyak dicintai oleh kalangan penggemar otomotif berkat desain dan performanya yang impresif.

Saking dicintainya, para pecinta maupun penggemar otomotif dari berbagai kalangan merasa kehilangan ketika mobil ini mengakhiri masa produksinya pada 2006 lalu. Namun, sepertinya para pecinta Celica akan tersenyum ketika mendengar kabar ini.

Akio Toyoda, selaku Chairman Toyota, memberikan isyarat yang mengenai kembalinya mobil ini di industri otomotif. Namun, ia tidak mau membeberkan informasi lebih lanjut terkait model yang akan dihadirkannya di masa mendatang.

“Tapi, saya tidak tahu nama apa yang akan keluar dari mobil tersebut,” ucap Toyoda dikutip dari carscoops, Sabtu, 14 Oktober.

Meskipun saat ini memiliki posisi jabatan yang lebih tinggi, Toyoda mengatakan kembalinya Celica bukanlah sebuah kepastian. Terlebih lagi, ada beberapa pihak yang akan menolak rencananya tersebut.

“Saya rasa ada baiknya kita menjadi perusahaan yang berpusat pada produk dan mampu melakukan diskusi seperti itu demi membuat mobil yang lebih baik,” ucap Toyoda.

Kembali lagi, kabar mengenai kembalinya model ini masih menjadi rumor belaka. Meskipun demikian, pabrikan asal Jepang ini telah berhasil mengembalikan mobil ikoniknya ke pentas otomotif dunia. Sebagai contoh, Toyota melahirkan kembali Supra pada beberapa tahun yang lalu.

Toyota Celica telah menunjukkan eksistensinya di dunia otomotif selama tujuh generasi. Model ini juga telah meraih beberapa penghargaan bergengsi, seperti Motor Trend Import Car of the Year 1976, Car and Drive Ten Best Cars 1984, dan Best Sports Coupe 2001 dan 2002 dari Edmunds.com.

Mobil ini semakin dicintai ketika diikutkan dalam ajang reli dunia (WRC). Turun dengan Celica-GT Four dalam regulasi Group A dari 1988 hingga 1997, Celica turut menyumbang dua gelar juara dunia konstruktor untuk Toyota dan empat gelar untuk pembalap, yakni Carlos Sainz pada 1990 dan 1992, Juha Kankkunen pada 1993, dan Didier Auriol musim 1994.