Bagikan:

JAKARTA - Sejak diperkenalkan pada Maret lalu, Lamborghini Revuelto mendapat antusiasme yang tinggi sebagai supercar yang mengusung Plug-In Hybrid (PHEV) pertama dari pabrikan.

Automobili Lamborghini S.p.A. mulai melebarkan sayapnya dalam hal penjualan Revuelto ke berbagai negara, salah satunya Korea Selatan.

Dilansir dari Yonhap, Jumat, 23 Juni, pabrikan asal Italia tersebut mulai menerima pesanan untuk Revuelto dan mobil yang telah dipesan akan dikirimkan ke pelanggan di Korea Selatan mulai tahun depan.

Untuk pasar Korea Selatan, Revuelto dibanderol kisaran 700 juta won di pasar Korea Selatan atau sekitar Rp8 miliar, angka tersebut bukan merupakan harga yang pasti.

Korea Selatan sendiri bukan pasar yang baru bagi Lamborghini. Sebelumnya, merek otomotif berlogo banteng tersebut memasukkan tiga modelnya ke pasar Negeri Ginseng mencakup Lamborghini Urus, Lamborghini Huracan, dan Lamborghini Aventador.

Revuelto dibekali mesin PHEV V12 6.500 cc naturally-aspirated ditambah tiga motor listrik dengan baterai 3,8 kWh. Revuelto dapat menghasilkan tenaga hingga 1.001 dk dan torsi 725 Nm.

Berkat kinerja dari transmisi kopling ganda delapan percepatan, Revuelto dapat berakselerasi dari 0-100 km/jam dalam 2,5 detik. Alhasil, kecepatan maksimalnya 350 km/jam.

Revuelto merupakan perjalanan awal bagi Lamborghini untuk berpindah ke dunia elektrifikasi. Lamborghini telah menetapkan akan turut andil dalam perpindahan ke EV mulai akhir dekade ini.

Setelah Revuelto, Lamborghini sedang mengembangkan Urus dengan mesin hybrid untuk 2024 mendatang, sebelum SUV ini akan sepenuhnya ditenagai oleh listrik pada 2029.

Namun, Urus EV bukanlah menjadi kendaraan EV pertama dari Lamborghini. Mereka mengatakan bahwa model EV pertamanya merupakan mobil serba baru. Artinya, mobil ini tidak meneruskan model sebelumnya.

Model EV terbaru ini akan bertipe 2+2 GT dengan performa yang tinggi dengan beberapa peningkatan inovatif seperti halnya mobil Grand Tourer (GT). Ini model keempat untuk membantu tujuan perusahaan mengurangi penggunaan emisi karbon hingga 80 persen.