Bagikan:

JAKARTA - Boleh jadi, Ludwig van Beethoven adalah komposer musik klasik abadi. Namun, seperti orang kebanyakan. Jalan hidupnya tak selalu mulus. Bahkan, Beethoven bisa dibilang banyak masalah. Salah satunya adalah jalan terjal percintaan yang membuatnya terpukul. Pukulan yang bahkan membuatnya tak menikah hingga akhir hayat.

Seperti dikutip biography.com, tanggal 26 Maret 1778 jadi penampilan pertama Beethoven. Panggung itu amat istimewa. Beethoven yang kala itu masih berusia tujuh tahun berhasil tampil memukau. Bahkan, ia berhasil membuat Maria Theresia, penguasa Wangsa Austria yang saat itu adalah salah satu kerajaan terpenting di Eropa terkesan.

Beethoven kecil yang kelak mewarisi musikalitas ala Wolfgang Mozart mengenyam pendidikan dasar di sekolah latin bernama Tirocinium. Dalam sekolah reguler itu, Beethoven dinilai sebagai siswa biasa yang kesulitan berjibaku dengan hitung-hitungan dan mengeja kata-kata.

Beberapa penulis biografinya menduga pria yang lahir 16 Desember akhir abad ke-18 itu menderita disleksia ringan alias gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja.

Pada 1781, ketika berusia sepuluh tahun, Beethoven keluar dari sekolah untuk fokus belajar musik penuh waktu dengan Christian Gottlob Neefe. Dua tahun kemudian, Beethoven menerbitkan komposisi musik pertamanya, yakni serangkaian variasi piano dengan tema klasik yang bernama Dressler. 

Belajar dari Wolfgang dan Haydn

Banyak yang bilang Beethoven pernah bertemu dengan Mozart. Namun, itu hanya sebatas spekulasi dan belum ada buktinya. Hal itu terjadi ketika Beethoven mengembangkan pengetahuan musiknya ke Ibu Kota pusat budaya dan musik Eropa, Wina pada 1787.

Di sana ia berharap dapat bertemu dan belajar dengan Mozart. Masih menurut biography.com, Mozart pernah mendengar kabar tentang Beethoven. Dan Mozart pernah berkata "tetap pantau dia, karena suatu hari dia akan memberi dunia sesuatu untuk dibicarakan."

Wolfgang Mozart (Wikimedia Commons)

Setelah beberapa minggu tinggal di Wina, Beethoven mendapat kabar ibunya jatuh sakit. Ia kemudian memutuskan pulang ke Kota kelahirannya, Bonn. Di sana, Beethoven terus mengukir reputasinya sebagai musisi muda kota yang paling menjanjikan.

Pada 1792, Beethoven kembali lagi ke Wina. Saat itu Mozart telah meninggal. Namun, Mozart meninggalkan sebuah warisan berupa seorang komposer hebat bernama Joseph Haydn. Pasca-meninggalnya Mozart, akhirnya Beethoven belajar bersama Haydn di Wina.

Dengan Haydn, Beethoven belajar piano. Sementara, dalam hal vokal, ia berguru pada Antonio Salieri dan tandingannya, Johann Albrechtsberger. Sebelum dikenal sebagai komposer, reputasinya terbangun sebagai pianis yang ahli dalam bidang improvisasi. 

Semasa hidup, karya-karya Beethoven bisa dibagi menjadi tiga periode: awal, pertengahan, dan akhir. Periode awal bisa dilihat ketika ia membuat komposisi lagu sampai 1802. Kemudian, periode tengah dapat diklasifikasikan dalam karyanya dari 1802 sampai 1812.

Dan periode akhir Beethoven adalah rentetan karyanya dari 1812 sampai menjelang kematiannya pada 1827. Selama hidupnya, Beethoven sudah menyusun sembilan simfoni, lima konser piano, satu konser biola, 32 piano sonata, 16 string quartet, dan opera Fidelio.  

Musik patah hati

Moncer dalam dunia musik ternyata tak bisa dijadikan aji mumpung dalam urusan asmara. Beethoven yang dikenal sebagai pemalu selama hidupnya tak pernah menikah. Ia berkali-kali ditolak oleh perempuan idamannya.

Saking membekasnya, pengalaman akan perasaan itu dituangkan Beethoven ke dalam komposisi musik. Dalam sejarahnya, Beethoven pernah mencintai seorang wanita yang sudah menikah bernama Antonie Brentano. Pada Juli 1812, ia pernah menulis surat cinta yang panjang dan indah untuknya.

Dalam surat itu, ia membukanya dengan kata-kata: Untukmu, Kekasih Abadiku.

"Hatiku penuh dengan begitu banyak hal yang ingin aku sampaikan kepadamu. Ada momen ketika aku merasa bahwa ucapan tidak ada artinya sama sekali ... Tetap, berbahagialah, satu-satunya cintaku," tulis Beethoven dalam surat yang tak pernah ia kirim itu. 

Sebelum itu, Beethoven juga tercatat pernah mencintai seorang gadis bernama Julie Guicciardi yang berasal dari keluarga Brunsvik. Ia pernah menyebutkan cintanya pada Julie dalam surat pada November 1801.

Surat itu ia kirim lewat teman masa kecilnya, Franz Wegeler. Namun, Beethoven tak kesampaian menikahinya dengan pertimbangan perbedaan kelas. Kemudian, Beethoven mendedikasikan perasaannya ke dalam karya Sonata No. 14 miliknya. Karya yang kini dikenal sebagai Moonlight Sonata

Beberapa tahun setelahnya, Beethoven juga pernah menyukai seorang gadis bernama Therese Malfatti. Namun ia gagal melamarnya. Curahan hati Beethoven lantas tertuang dalam salah satu alunan komposisinya yang paling terkenal bertajuk Fur Elise. 

Kegagalan Beethoven dalam urusan asmara bukan ujung dari permasalahan hidupnya. Dalam masa kejayaannya, ia juga pernah mengalami tuli. Ketuliannya terungkap dalam sebuah surat yang pernah ia kirim kepada temannya Franz Wegeler pada 1801.

"Harus saya akui bahwa hidup saya sengsara. Selama hampir dua tahun saya tidak lagi menghadiri berbagai kegiatan sosial hanya karena saya mustahil mengatakannya kepada orang-orang bahwa saya tunarungu. Andai saya punya pekerjaan lain, saya mungkin bisa mengatasi kelemahan saya. Namun, dalam profesi saya, ini merupakan cacat yang mengerikan," tulisnya. 

Meski demikian, pelbagai masalah yang ia alami mungkin menjadi pecutan bagi dirinya dalam membuat karya. Beethoven meninggal pada 26 Maret 1827 pada usia 56 tahun karena penyakit hati. Walaupun ia telah tiada namun karyanya abadi hingga detik ini.