JAKARTA - Tewasnya Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby dalam pertempuran Surabaya menjadi simbol kekalahan psikologis pasukan sekutu. Dalam pertempuran yang berlangsung antara 27 Oktober-20 November 1945 tersebut, ternyata bukan hanya Mallaby yang tewas, ada juga Brigadir Jenderal Robert Guy Loder Symonds yang berhasil ditumpas pada 10 November 1945.
Perang yang berlangsung selama 3 minggu 3 hari itu jadi pertempuran sengit antara 20.000 tentara infanteri PETA bersama 100.000 rakyat Surabaya melawan tentara Sekutu AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) dan tentara belanda NICA dengan total pasukan 30.000 tentara.
Walaupun hasil perang itu AFNEI dan NICA menang secara militer, namun Arek Surabaya berhasil menang secara strategis dan psikologis. Kekalahan psikologis AFNEI dan NICA disebabkan karena tewasnya kedua jenderal pasukan mereka, Mallaby dan Symonds.
Mallaby tewas hari ini, 10 November 74 tahun lalu. Diketahui, pertempuran Surabaya dimulai pada pagi hari. Sekitar pukul 09.50 WIB, tentara Sekutu dikejutkan dengan kabar tewasnya Komandan Detasemen Artileri Tentara Inggris untuk wilayah Surabaya, yakni Brigadir Jenderal Robert Symonds.
Symonds tewas akibat pesawat Mosquito yang ditumpangi jatuh di landasan Lapangan Udara Morokrembangan. Kabar yang beredar saat itu pesawatnya jatuh karena ditembaki pasukan Arek Surabaya.
Namun Inggris menepis kabar tersebut. Panglima Tentara Inggris di Jawa Timur, Mayor Jenderal E.C Mansergh membuat rilis pernyataan bahwa Symonds tewas karena kecelakaan, bukan karena pesawatnya terkena tembakan.
"Pesawat yang ditumpangi oleh Brigadir Jenderal Symonds dan Letnan Osborne kecelakaan langsung terbakar dan menyebabkan keduanya tewas seketika," kata Jenderal Mansergh dikutip dari berita Het Dagblad van Batavia edisi 13 November 1945.
Pernyataan itu dibantah Barlan Setiadiyaja dalam bukunya Merdeka Atau Mati di Surabaya (1985). Dia menjelaskan, pesawat yang ditumpangi Symonds jatuh karena tembakan dari salah seorang Arek Surabaya bernama Goemoen.
Saat itu Goemoen melihat pesawat Mosquito melintas di dekatnya, dia menembaknya dengan meriam bekas tentara Jepang yang ia dapat dari gudang senjata Don Bosco. Pesawat itu terbakar dan jatuh di landasan pacu Lapangan Udara Morokembangan.
“Saya yakin itulah pesawat Mosquito yang ditumpangi Jenderal Loder Symonds."
Jasad Symonds sempat dikebumikan di Surabaya, lalu dipindahkan ke Commonwealth War Cementry Blok V Menteng Pulo, Jakarta Selatan.
Terlepas dari adanya perbedaan versi soal tewasnya Symonds, namun tetap saja hal itu menjadi aib bagi tentara sekutu. Dua jenderal berhasil ditekuk oleh keberanian pasukan Arek Surabaya dengan segala keterbatasan kekuatan militernya.