JAKARTA - Gempa bumi dahsyat berkekuatan hampir 8,0 skala Richter menghantam San Francisco, California, Amerika Serikat (AS) pada 18 April 1906, pukul 5.13 pagi. Sekitar 3 ribu orang meninggal akibat tertimpa bangunan yang runtuh.
Melansir History, 18 April, gempa tersebut disebabkan oleh perpindahan patahan di San Andreas pada ruas sekitar 275 mil. Getaran akibat perpindahan patahan tersebut dapat dirasakan di Oregon selatan hingga Los Angeles
Saat itu bangunan-bangunan di San Fransisco terbuat dari bata dan kayu bergaya era Victoria. Akibatnya, banyak bangunan yang mudah roboh akibat bahan baku bangunan yang tidak terlalu kokoh. Selain itu, gempa mengakibatkan kebakaran yang berlangsung selama 3 hari.
Lamanya kebakaran diakibatkan sulitnya tim pemadam kebakaran dalam proses pemadaman api. Para petugas sulit mendapatkan air karena banyak pipa air yang pecah dan bocor akibat guncangan gempa. Angkatan Darat AS juga memutuskan untuk membuat tim yang bertugas menghalangi terjadinya penjarahan, karena banyak warga yang memutuskan untuk tinggal di pengungsian karena rumah mereka roboh. Para pasukan diperbolehkan menembak mati orang yang tertangkap melakukan penjarahan.
Selama kebakaran, sesekali juga muncul gempa susulan. Sementara itu, dalam menghadapi gempa susulan yang signifikan, petugas pemadam kebakaran dan pasukan militer AS berjuang mati-matian untuk mengendalikan api yang menyala. Pada 20 April, 20 ribu pengungsi yang terperangkap api besar dievakuasi dari Van Ness Avenue ke USS Chicago.
BACA JUGA:
Berselang tiga hari, sebagian besar kebakaran telah padam dan pihak berwenang memulai tugas untuk membangun kembali kota metropolis yang hancur. Hampir 30 ribu bangunan hancur, termasuk perumahan warga dan kawasan pusat bisnis.
Di sisi lain, gempa dan kebakaran tersebut membuat pemerintah beserta arsitek lebih mematangkan lagi dalam pembangunan bangunan yang akan mereka buat. Pada 1915, para arsitek dan insinyur berhasil mengembalikan kota seperti semula.
Para arsitek juga mendesain gedung-gedung baru untuk pameran di kota itu. Banyak juga bangunan yang dibuat tahan gempa, jaga-jaga bencana serupa terjadi di masa depan. Persiapan kebakaran di berbagai area kota juga lebih dipersiapkadan dan lebih diperkuat agar jika ada kebakaran, para petugas tidak lagi kesusahan mencari sumber air seperti pada peristiwa 1906 silam.