JAKARTA - Rasanya tak berlebihan kalau ada yang menganggap bulu tangkis sebagai agama kedua di negeri ini. Ketika kontingen Indonesia berlaga, apalagi dalam babak krusial, jalanan perumahan bisa sepi karena banyak yang menonton.
Melalui bulu tangkis, nama Indonesia juga bisa melambung tinggi. Cabang olahraga ini kerap membuahkan prestasi tingkat internasional yang membanggakan.
Makanya, kejadian menyakitkan yang dialami tim Indonesia di All England 2021, bisa bikin panas para penggemar bulu tangkis Tanah Air. Meski BWF sudah meminta maaf, tapi kejadian itu sangat membekas bagi warga Indonesia.
Bulu tangkis memang sudah sangat dekat dengan kehidupan bangsa Indonesia, lalu seperti apakah sejarah bulu tangkis di Tanah Air?
Sebelum melangkah lebih jauh, perlu diketahui bahwa Indonesia tak pernah absen dari turnamen internasional bulu tangkis sejak tahun 1970-an. Jadi, saat beberapa waktu lalu panitia All England 2021 mencoret tim Tanah Air, sudah barang tentu pemain, penggemar, serta masyarakat Indonesia kecewa.
"Pengusiran paksa para atlet di tengah turnamen berlangsung tentu sangat menyakitkan. Para pemain tentu sangat kecewa," terang, Syaiful Huda, Ketua Komisi X DPR.
Sejarah bulu tangkis dunia
Dikutip dari laman Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), bulu tangkis atau badminton merupakan jenis permainan kuno yang dimainkan sejak 2000 tahun lalu, baik oleh anak-anak maupun dewasa di berbagai negara, seperti China, Thailand, Jepang, India, dan Yunani.
Di Jepang, permainan bulu tangkis konon dilakukan dengan kok (shuttlecock) juga, tetapi tanpa raket. Penolakan kok dari satu sisi lapangan ke sisi yang lain dilakukan dengan kaki. Kok ditolak sebelum menyentuh tanah.
Di Inggris, pada abad pertengahan masyarakat mengenal bulu tangkis dari sebuah rumah yang ada di kawasan Gloucester-Shire, sekitar 200 km dari London. Rumah tersebut memiliki nama Badminton House dan menjadi asal muasal berkembangnya bulu tangkis hingga ke seluruh wilayah Inggris Raya.
Badminton House merupakan saksi sejarah dari perkembangan bulu tangkis hingga menjadi bulu tangkis dengan format saat ini. Sang pemilik bangunan, Duke of Beaufort dan keluarganya, merupakan aktivis bulu tangkis pada abad ke-17.
Duke of Beaufort bukan penemu bulu tangkis. kata ‘badminton’ digunakan sebagai nama karena dari tempat itulah permainan bulu tangkis mulai dikenal di kalangan atas, kemudian menyebar. Uniknya, badminton adalah satu-satunya cabang olahraga penamaannya berdasarkan nama tempat.
Terkait kejuaraan bulu tangkis, negara yang disebut sebagai penyelenggara pertama adalah India, yaitu di wilayah Pune. Pemrakarsanya adalah tentara Inggris. Di Inggris, kejuaraan bulu tangkis resmi pertama yang ada di negara tersebut digelar pada tahun 1899.
Federasi Bulu Tangkis Internasional—Badminton World Federation (BWF)—berdiri pada tahun 1934. Organisasi olahraga bulu tangkis sebelumnya bernama International Badminton Federation (IBF).
Pemrakarsanya adalah perwakilan dari sembilan negara, yang kemudian menjadi anggota. Sembilan negara tersebut adalah Inggris, Prancis, Selandia Baru, Skotlandia, Denmark, Republik Irlandia, Kanada, Belanda, dan Wales.
Terbentuknya IBF sempat ditentang oleh sejumlah negara anggota pada 1970-an dengan alasan sosial politik. Kemudian, terbentuklah organisasi lain yang diberi nama World Badminton Federation (WBF) pada 1978 yang berisi 22 negara—kebanyakan berasal dari Asia dan Afrika.
Organisasi tandingan ini tak bertahan lama seiring penggabungan IBF dan WBF melalui konferensi unifikasi pada 1981. Penggantian nama organisasi bulu tangkis dunia itu secara resmi ditetapkan pada September 2006 dalam Rapat Luar Biasa di Madrid, Spanyol.
Di Indonesia, dibentuk pula organisasi bulu tangkis nasional pada 5 mei 1951. Nama organisasi itu adalah Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Pada 1953 Indonesia menjadi anggota IBF sehingga berhak mengikuti pertandingan-pertandingan internasional.
Mengenai kompetisi, All England disebut sebagai turnamen tertua yang ada di dunia olahraga. Asal usul All England adalah turnamen bulu tangkis pertama yang dilaksanakan di Guildford, Inggris, pada 4 April 1899.
Sejarah bulu tangkis Indonesia
Bulu tangkis pertama kali masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 1930. Di negara tetangga, Inggris telah memperkenalkan olahraga tersebut ke Singapura dan Malaysia, yang ketika itu merupakan daerah jajahannya.
Pada 1933 berdirilah organisasi bulu tangkis Indonesia di Jakarta yang diberi nama Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League. Dua organisasi ini pada awalnya berdiri sendiri-sendiri.
Keduanya kemudian bergabung dan membentuk organisasi bulu tangkis yang kuat di Indonesia. Pada 1934, diselenggarakanlah sejumlah kejuaraan bulu tangkis di Pulau Jawa, kebanyakan terpusat di Kota Bandung.
Pada masa tersebut, bulu tangkis berkembang dengan pesat. Hal tersebut disebut berkaitan dengan adanya pendudukan Jepang di yang menciptakan suasana panas antibarat. Setelah itu PBSI di Bandng pada 1951.
Pada tahun yang sama, diselenggarakan kongres pertama PBSI. Olahraga bulu tangkis berkembang dengan pesat di Indonesia sejak punya naungan resmi. Banyak turnamen tingkat internasional yang diikuti. Para atletnya pun sering membawa gelar juara.
Salah satu turnamen yang menjadi lumbung piala tim Indonesia adalah All England. Sepanjang penyelanggaraan All England, Indonesia tercatat telah meraih 48 gelar dan menduduki peringkat keempat negara dengan gelar terbanyak.
Selain sejarah bulu tangkis, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!