JAKARTA - Menyebut kata 'atletik', mengingatkan kita dengan mata pelajaran olahraga pada masa Sekolah Dasar. Jenis olahraga ini menjadi yang paling sering diberikan oleh guru olahraga di SD. Pasalnya, olahraga atletik bagus untuk perkembangan bio motorik anak, seperti kecepatan, kelenturan, daya tahan, kekuatan, koordinasi, dan sebagainya.
Olahraga atletik ini menjadi cabang olahraga (cabor) yang cukup populer terutama dalam ajang perlombaan atau olimpiade. Setiap ajang tersebut diselenggarakan, berbagai negara antusias mengirimkan atlet-atlet kebangaannya. Cabang kompetisinya pun cukup banyak, mulai dari lompat, lari, lempar, dan sebagainya.
Namun tahukah jika olahraga ini memiliki sejarah panjang. Atletik sudah dilakukan sejak Zaman Peradaban Mesir dan sampai kini eksitensinya masih terjaga. Yang terbaru, cabor atletik turut serta dalam Olimpiade Tokyo yang akan diselenggarakan pada 23 Juli – 8 Agustus 2021 mendatang.
Sejarah Atletik
Mengutip dari Encyclopaedia Britannica, peneliti memperkirakan sejarah atletik sudah muncul sejak zaman Peradaban Mesir, yakni sekitar 3000 Sebelum Masehi (SM).
Kemudian dituliskan, pada tahun 1829 SM, Kompetisi Atletik diselenggarakan di Irlandia, Eropa. Perlombaan tersebut masuk ke dalam serangkaian Festival Lughnasadh atau perayaan musim panen di Irlandia dan Skotlandia.
Berbagai sumber sejarah juga menyebutkan olahraga atletik sudah ada sejak era Yunani Kuno, 776 SM. Pada masa itu sudah diselenggarakan kompetisi atletik dalam sebuah ajang olimpiade.
Salah satunya, masyarakat Yunani melakukan perlombaan lari. Para peserta berlari melintasi jarak sekitar 190 meter, yang awal dan akhir titiknya adalah ujung sebuah stadion.
Masyarakat Yunani Kuno bahkan telah menggelar olimpiade secara rutin. Seperti Panhellenik Games The Pythian Game (abad 6 SM) digelar di Argolid setiap dua tahun, The Isthmian Game (tahun 523 SM) digelar di Isthmus dari Corinth setiap dua tahun, dan The Roman Games dari Yunani. Dari ketiganya, Roman Game yang mempertandingkan perlombaan lari dan melempar.
Sedangkan sejarah atletik modern baru mulai dikembangkan pada 1154 Masehi di Inggris. Cabang olahraga yang diperlombangkan semakin beragam, seperti yang dipakai dalam pertandingan olimpiade saat ini.
Namun dua abad kemudian, yakni pada 1300-an, Raja Edward III melarang adanya olahraga atletik. Para pecinta atletik di Inggris pun bisa bernafas lega satu abad kemudian. Raja Henry VII yang terkenal sebagai pelempar palu yang ulung membangkitkan kembali atletik.
Lalu olahraga atletik berkembang pesat pada awal abad ke-19 di Inggris. Pada tahun 1825, olahraga atletik sudah digelar secara terorganisir. Atletik mengalami lonjakan drastis pada 1860. Hingga kemudian, tahun 1866 didirikan Amateur Athletic Club (AAC), yang juga memimpin kejuaran Inggris pertama.
Pada tahun 1912, perhatian dunia pada olahraga atletik semakin meningkat. Olahraga tersebut kian mendapat pengakuan dengan berdirinya organisasi induk olahraga (Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF) di Stockholm, Swedia.
Tugas IAAF adalah menyelenggarakan kontes atletik tingkat internasional dan mengatur standarisasi. Mulai dari pencatatan waktu hingga pencaian rekor dunia.
Sejarah Atletik di Indonesia
Buku berjudul Mengenal Olahraga Atletik (Cabang Lari dan Lempar) (2012) menyebutkan olahraga atletik sudah berkembang pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Atletik kemudian dimasukkan oleh Belanda menjadi pelaharan di sekolah.
Pada masa itu, telah bediri klub-klub atletik di kota-kota besar di Pulau Jawa. Pada tahun 1917, sebuah organisasi atletik dibentuk dengan nama Nederlands Indische Athletiek Unie (NIAU) atau Perserikatan Atletik Hindia Belanda
Pada masa Jepang (1942-1945), olahraga atletik semakin maju. Pemerintah Jepang semakin perhatian pada olahraga atletik. Banyak diselenggarakan perlombaan, mulai dari lari, lompat tinggi, dan lainnya.
Pasca kemerdekaan, sebuah perkumpulan atletik pertama dibentuk pada 3 September 1950 di Semarang.
Cabang-cabang Olahraga Atletik
Olahraga atletik memiliki berbagai macam cabang, mulai dari lari, lempar, lompat, jalan, dan sebagainya. Penamaan cabangnya memakai istilah nomor.
Jalan Cepat
Jalan cepat termasuk ke dalam cabang olahraga atletik. Nomor olahraga ini pada umumnya diselenggarakan di lintasan lari atau jalan raya. Panjang lintasan jalan cepat umumnya berjara 3.000 meter hingga 100 kilometer.
Olahraga satu ini mungkin cukup asing bagi sebagian orang. Jalan cepat berbeda dengan lari. Dalam kompetisi ini, satu kaki peserta harus menapak di tanah. Kaki yang dijalankan ke depan harus diluruskan dari saat sentuhan pertama ke tanah.
Lari
Nomor atletik lari terdiri dari beberapa macam perlombaan. Dalam kompetisi ini membutuhkan kecepatan dan pernafasan yang kuat.
- Lari Jarak Menengah
Larik jarak menengah menempuh jarak sepanjang 800 m, 1500 m, dan 3000 m. Olahraga ini membutuhkan kecepatan, stamina, dan pernafasan yang ekstra.
- Lari Jarak Pendek
Lari jarak pendek mempunyai lintasan tempuh dengan jarak 100 m, 200 m, dan 400 m. Dalam kompetisi ini peserta harus berlari secepat kilat atau sprint untuk dapat memenangkan pertandingan.
- Lari estafet
Lari estafet merupakan nomor kompetisi yang sifatnya tim. Dalam satu tim ada beberapa pelari yang akan berlari secara bergantian atau bersambung untuk mencapai garis finish.
- Lari Gawang
Selain kecepatan, lari gawang juga memerlukan keterampilan melewati rintangan berupa gawang. Gawang yang dihadapi memiliki ketinggian 1,067 m.
Melempar
Cabang olahraga melempar juga terdiri dari bermacam-macam kompetisi. Setiap nomor perlombaannya memakai alat khusus yang berbeda-beda. Olahraga ini memerlukan kekuatan otot tangan.
- Lempar Cakram
Lempar cakram menggunakan benda lemparan yang berupa kayu berbentuk bundar-pipih.
- Lempar Lembing
Lempar lembing menggunakan sebuah alat berupa lembing yang berbentuk seperti tombak.
- Lempar Martil
Lempar martil menggunakan alat berupa martil atau palu.
- Tolak Peluru
Tolak peluru menggunakan benda lempar berua bola yang terbuat dari besi atau semen.
Melompat
Cabang atletik terdiri dari berbagai kompetisi nomor. Olahraga ini membutuhkan kekuatan otot kaki, keseimbangan, dan kecepatan.
-
Lompat Jangkit
Peserta akan melakukan lompat tiga kali atau disebut juga dengan tripple jump. Ada tiga gerakan yang dilakukan, yakni hop, step, dan jump.
-
Lompat Jauh
Peserta harus melakukan lompatan dengan mencapai jarak sejauh mungkin.
-
Lompat Galah
Peserta harus berupa setinggi-tingginya menggunakan sebuah alat tongkat
- Lompat Tinggi
Peserta diharuskan untuk mencapai puncak dengan mencapai titik-tingginya.
Ikuti terus berita terkini dalama negeri dan luar negeri di VOI .