JAKARTA – Memori hari ini, empat tahun yang lalu, 23 Desember 2019, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian tak setuju dengan anggapan orang yang merayakan Hari Ibu disebut kafir. Tito menganggap mereka yang memberi label kafir justru tak mengetahui sejarah Hari Ibu.
Sebelumnya, potongan ceramah Ustaz Abdul Somad yang mengomentari Hari Ibu viral di media sosial. Ustaz Somad dalam ceramahnya menyebutkan mereka yang merayakan hari ibu disebut mengikuti budaya orang kafir.
Kongres Perempuan Indonesia I adalah suatu tonggak bersejarah dalam sejarah bangsa Indonesia pada 1928. Hari pertama pelaksanaannya 22 Desember, kemudian diabadikan dan dirayakan tiap tahun sebagai Hari Ibu.
Tujuannya sebagai penegas bahwa wanita Indonesia sudah jauh lebih maju. Wanita Indonesia bukan melulu hanya mengurusi urusan kasur dan dapur. Sebab, wanita dapat andil dalam segala hal, bahkan dalam ranah pendidikan dan perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia.
Belakangan tak semua orang setuju dengan narasi Hari Ibu harus dirayakan. Ustaz Abdul Somad, misalnya. Video ceramahnya yang mengulas pertanyaan terkait hukum merayakan Hari Ibu viral di media sosial.
Ustaz Somad menyebut urusan hukum merayakan hari ibu haram. Barang siapa yang ikut tradisi orang kafir, maka kafirlah dia. Narasi yang diungkap Ustaz Somad karena keliru mengira Hari Ibu adalah budaya dari luar.
Ustaz Somad menganggap kasih sayang ke ibu perlu adanya. Bahkan, jika perlu bisa dilakukan tiap hari dengan merawat dan menjaga ibu. Bukan malah mendatangi ibu hanya tiap tahun. jawaban Ustaz Somad kemudian memancing reaksi dari sana-sini.
"Bagaimana hukum merayakannya? Orang yang ikut merayakan Hari Ibu, man tasyabbaha biqaumin, siapa yang ikut tradisi orang kafir, maka kafirlah dia. Hari ini dibawakannya dia bunga, dibawakannya makanan, dibelikannya baju untuk emaknya. Habis itu baru lagi ditengok emaknya tahun depan. Setahun sekali. Kalau sayang sama ibu bukan begitu caranya. Jaga dia, rawat dia," kata UAS dalam video tersebut.
Video ceramah viral itu kemudian masuk ke telinga penguasa. Mendagri, Tito Karnavian, misalnya. Ia menegaskan orang yang menyebut Hari Ibu sebagai budaya orang kafir dianggapnya tak memahami sejarah. Hari Ibu bukan budaya kafir.
BACA JUGA:
Tito mengatakan Hari Ibu adalah produk asli rakyat Indonesia. Esensinya jelas bukan cuma bicara perihal kasih sayang. Pun Hari Ibu jadi perwujudan dari emansipasi wanita. Alias, wanita dapat andil dalam segala bidang. Pemahaman itu diungkap Tito kala hadir dalam Peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan di Kantor Kemendagri pada 23 Desember 2019.
"Saya lihat ada viral di media sosial yang mengatakan peringatan Hari Ibu, mother's day, itu berdosa untuk diperingati karena itu dibuat oleh orang kafir maka harus bertaubat. Betul enggak? Ada yang nonton? Saya sampaikan kita harus berpikir, memahami sejarah, saya khawatir yang menyampaikan itu enggak memahami sejarah.”
"Faktor kita adalah lebih banyak faktor historis mengenang itu dalam rangka memperkuat spirit peran wanita, baik dalam rumah tangga maupun bangsa dan negara. Kita sekarang lihat hasilnya gemanya luar biasa, Indonesia salah satu negara yang menurut saya peran wanita cukup dominan, meski masih perlu ditingkatkan,” ujar Tito sebagaimana dikutip CNN, 23 Desember 2019.