JAKARTA - Setelah Taylor Swift mengumumkan perilisan album barunya, Folklore, Kamis pekan lalu, Swifties (sebutan penggemar Taylor Swift) menyambutnya dengan gegap gempita. Tapi bagi komunitas musik black metal, album tersebut menimbulkan pertanyaan. Apa sebabnya?
Banyak penggemar musik yang menganggap artwork sampul album baru superstar pop itu mirip dengan artwork komunitas black metal. Sebuah karya seni yang berkaitan erat dengan cerita rakyat dan dongeng gelap.
Di antara orang-orang yang memperhatikan tentang getaran metal dalam album Folklore adalah Ihsahn, vokalis band black metal Norwegia, Emperor.
Ia membagikan sebuah foto dari sampul album Swift yang berdampingan dengan Telemark, sampul album mini (EP) solo yang dirilisnya Februari lalu.
BACA JUGA:
Ihsahn menulis di Instagram: "Jadi, ada yang belum melihat sampul album @taylorswift yang baru? Secara pribadi saya suka desainnya."
Musisi bernama asli Vegard Sverre Tveitan itu memposting ulang pesan dari desainer Telemark, David Thiérrée, yang menulis: "Baiklah, saya bukan satu-satunya yang berpikir bahwa visual baru Taylor Swift sangat metal ... Bahkan sangat dekat dengan karya seni Ihsahn yang saya buat. Saya bisa melakukannya untuknya, mungkin dengan harga lebih murah dari apa yang dia bayar."
Album studio kedelapan Swift, Folklore dirilis secara mengejutkan pada Jumat, 24 Juli. Tindak lanjut dari album Lover yang dirilis tahun lalu ini menampilkan 16 lagu, antara lain; Illicit Affairs, Mad Woman, The Last Great American Dynasty, dan Betty.
Ini bukan kali pertama Swift disebut-sebut terinspirasi genre musik keras dalam hal desain sampul album. Ketika album Reputation dirilis tiga tahun lalu, banyak yang dengan cepat menyadari kesamaan artwork sampul album tersebut dengan genre hardcore - lebih tepatnya, jenis hurufnya.