JAKARTA - Film Kadet 1947 mendapatkan dukungan penuh dari Dinas Penerangan TNI AU. Film inidiharapkan bisa mengisahkan kondisi dan situasi kerdirgantaraan di masa- masa menuju kemerdekaan
Dari poster serta cuplikan perdana menjelang penayangannya di bioskop, nampak bagaimana semangat para kadet belajar ilmu dirgantara. Produser KADET 1947 Celerina Judisari mengatakan film itu ingin mengajak anak muda mencintai Indonesia serta dirinya sendiri dari sudut pandang yang realistis.
“Siapapun yang punya perjuangan hidup dari nol, tidak punya pengalaman, pernah diragukan bahkan tidak dianggap orang lain adalah kadet. Saya yakin banyak orang yang bisa relate dengan kisah ini. Teaser ini hanya permulaan, akan banyak kejutan lain saat filmnya. Mohon dukungannya untuk segera hadir di bioskop akhir tahun ini,” kata Celerina dikutip dari ANTARA, Selasa, 21 September.
BACA JUGA:
Official Teaser yang berdurasi 60 detik tersebut menyingkap sejumlah adegan dramatis, diawali penampakan pesawat Guntei yang terbakar dengan asap membumbung ke udara.Senada dengan teaser, poster film juga menampilkan ilustrasi pesawat Guntei yang baru saja meledakkan target.
Satu per per satu muncul sosok para anak muda yang berpeluh keringat dan debu dari Maguwo. Merekalah para kadet, Sigit (Bisma Karisma), Mul (Kevin Julio), Har (Omara Esteghlal), dan Adji (Marthino Lio) dan penembak udara, Tardjo (Wafda Saifan), Dul (Chicco Kurniawan), dan Kaput (Fajar Nugra).
Diiringi latar belakang musik yang megah, penonton dibuat semakin tegang saat melihat sosok Tardjo (Wafda Saifan) mengangkat senapan ke muka lawan. Siapakah target bidikan tersebut; tentu saja jawabannya dapat ditemukan saat filmnya resmi tayang.
Salah satu sutradara dan penulis naskah Kadet 1947 Aldo Swastia menyebutkan film itu menampilkan banyak karakter sehingga tidak diwakili karakter sentral satu atau dua orang saja.
“Mereka adalah sekawanan anak muda yang berbeda karakter tapi punya satu tujuan. Persis seperti para pemerannya, ada yang sering dapat karakter ceria di film lain, di sini harus memerankan sosok yang serius, misalnya. Ada juga yang akrab dengan genre romantis modern, sekarang harus berakting pacaran ala anak muda zaman dulu. Proses syuting film ini memang mengajak para aktor keluar dari ‘zona nyaman’-nya, sampai mereka berhasil memberi warna masing-masing bagi film ini,” ujar Aldo.