Bagikan:

JAKARTA – Kecerdasan sosial-emosional pada anak tidak terbentuk dengan sendirinya. Sebab hal tersebut berkaitan dengan kemampuan berinteraksi dan menempatkan respons emosional secara tepat.

Lantas bagaimana cara dan sejak usia berapa bisa mulai distimulasi kemampuan sosial-emosionalnya?

1. Bisa dimulai sejak Batita

Usia 0-3 tahun merupakan masa golden age. Masa di mana pertumbuhan motorik, sensorik, kognitif, daya kreativitas, serta sosial emosional bisa diarahkan, distrimulasi, dan ditumbuhkan.

Perkembangan sosial emosional mencakup kematangan dan kesempatan anak untuk belajar merespons berbagai peristiwa sosial yang ia alami. Dalam praktik keseharian, misalnya, bagaimana anak berinteraksi dengan teman seusianya, orang dewasa, orang tuanya, dan masyarakat luas.

Selain kemampuan berinteraksi, kemampuan menyesuaikan diri dan beradaptasi juga perlu untuk distimumasi sejak dini.

2. Kenalkan tentang jenis emosi dan ekspresinya

Paling mudah, diajarkan dengan ekspresi wajah. Seperti ketika senang akan tersenyum dan ketika sedih ekspresi wajah lebih muram. Lebih penting lagi adalah mengajarkan cara mengekspresikan kondisi emosional secara tepat.

Sebab tidak jarang ketika anak merasa lelah, ia tidak tahu bagaimana mengekspresikannya dan malah bersikap destruktif bahkan tantrum. Maka perlu dibersamai dan diberikan contoh bagaimana cara mengelola serta mengekspresikan emosi secara tepat.

3. Ajari untuk berbagi

Berbagi merupakan aktivitas baik, terutama untuk menempatkan ego tidak terlalu tinggi. Aktivitas baik ini juga perlu distimulasi. Misalnya, meminjamkan mainan kepada teman sebayanya atau membagi makanan pada orang disekitarnya.

4. Dengan membaca dan bernyanyi

Lagu-lagu dan buku-buku banyak sekali yang merepresentasikan hubungan sosial. Jika situasi tidak memungkinkan untuk bermain terlalu lama di luar rumah, maka orang tua bisa menstimulasi kemampuan sosial-emosional anak dengan membacakan buku.

5. Ajak merasakan pengalaman baru

Kemampuan untuk menyesuaikan diri bisa dilakukan dengan memperkenalkan pada buah hati tentang hal-hal baru. Misalnya, ajak bepergian di sekitar rumah untuk melihat situasi dan suasana baru. Seperti bermain air di sawah atau singgah di tempat baru.

Disamping cara di atas, orang tua bisa mengembangkan kemampuan sosial-emosional dengan permainan, misalnya mainan bertema profesi dan puzzle.