JAKARTA – Membicarakan seks atau sex talk bersama pasangan merupakan sebuah ruang untuk berdiskusi dan menegosiasikan aspek-aspek dalam bercinta. Mulai dari ketubuhan, frekuensi, hingga kualitasnya.
Bahkan, pembicaraan tentang seks dengan pasangan merupakan cara menjaga keintiman fisik tetap membara. Nah, menurut sex therapist ada 4 aturan atau batasan ketika sex talk dengan pasangan. Berikut aturan-aturannya menurut Laurie Watson yang sekaligus dosen di Duke University.
Hindari membicarakan topik sensitif tanpa agenda
Setiap orang memiliki preferensi terkait topik yang dibicarakan. Maka usahakan jangan membuat pasangan kaget karena topik yang dibicarakan tidak sesuai dengan preferensinya.
Menurut Watson, untuk membicarakan topik yang sensitif seperti seks tetap boleh tetapi bukan di tempat tidur. Bicarakan hal tersebut di tempat yang netral, misalnya di beranda sambil minum kopi. Buat agenda sehingga pasangan tidak kaget saat tiba waktunya ngobrol.
BACA JUGA:
Pilih hanya satu topik per percakapan
Meskipun punya banyak waktu, usahakn bicarakan 1 topik saja tentang seks. Mengapa? Diskusi tentang seks harus singkat, terarah, dan terbatas. Saran Watson, pilah perasaan yang paling kompleks tentang relasional sedikit demi sedikit.
Misalnya, jika terjadi perubahan dalam aktivitas seksual bicarakan hal yang paling sederhana tetapi menguatkan ikatan emosional dengan pasangan. Seperti katakan pada pasangan bahwa Anda merasa dicintai jika ia punya inisiatif untuk ‘melakukannya’ setiap minggu.
Lalu pada sesi obrolan lainnya, bahas tentang teknik atau posisi yang cocok untuk berdua. Dan pada sesi-sesi lainnya obrolan bisa berkembang yang tujuannya tetap mengarah pada mencari solusi bersama.
Berikan saran, bukan keluhan
Sex talk adalah obrolan yang perlu sering dilakukan tetapi dalam batasan. Seperti jangan pernah mengucapkan keluhan tetapi berilah saran.
“Berikan keyakinan pada pasangan Anda dengan mengomentari aspek positif dari kehidupan seks Anda,” kata Watson memberi arahan.
Misalnya dengan mengucapkan “Saya sangat suka ketika kita tertawa bersama di ranjang. Lain waktu saya merindukan intensitas yang lebih. Saya pikir akan lebih seksi jika kita bisa mulai dari…”. Dari pembicaraan tersebut, diskusi dan bertukar pikiran akan terjadi.
Awali dengan pertanyaan mendasar
Ada beberapa pertanyaan mendasar yang dapat Anda ajukan untuk mendapatkan pemahaman bersama. Seperti “jam berapa kamu merasa paling seksi?”, “kamu suka disentuh bagian yang mana?”, dan lain sebagainya.