JAKARTA – Banyak wanita tak mencatat siklus bulanannya. Diantara yang tak mencatat juga perlu referensi mengenai apa yang terjadi pada tubuhnya ketika memasuki siklus bulanan atau siklus menstruasi.
Tanda-tanda yang paling akrab dan bisa dirasakan secara langsung adalah tanda-tanda pramenstruasi. Sebelum menstruasi, perut akan terasa kembung, penuh, nyeri, atau mood yang berubah cepat.
Sedangkan tanda-tanda ovulasi, tanpa pencatatan setiap bulan baik secara manual maupun lewat aplikasi kurang dikenali. Dilansir Healthway, Senin, 5 Juli, menurut sebuah penelitian, kebanyakan wanita tidak mengetahui tanda-tanda fisik ketika masa ovulasi.
Ovulasi terjadi ketika sel telur atau ovum dilepaskan dari folikel di ovarium. Setelah sel telur meninggalkan ovarium, ia bergerak ke tuba falopi. Selama 12 – 24 jam, sel telur bertahan di tempat tersebut hingga sperma mencapainya dan terjadi pembuahan.
Nah, jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan menua lalu luruh dan memasuki masa menstruasi. Ovulasi juga dipahami sebagai masa subur. Apabila Anda merencanakan kehamilan maka pada momen ini pembuahan bisa dilakukan.
Tetapi apabila sebaliknya, misalnya menghindari Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) maka hindari bercinta pada masa ini atau bercinta dengan kontrasepsi.
Perlu diketahui, masa ovulasi terjadi antara 12 – 16 hari sejak hari pertama menstruasi. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut tanda-tanda memasuki masa ovulasi.
Terjadi perubahan lendir serviks
Sekitar waktu ovulasi, akan keluar lendir serviks yang berbeda dengan keputihan. Lendir serviks bertekstur lengket, berwarna bening, dan kental. Cairan ini secara alamiah diproduksi tubuh untuk mempermudah sperma mencapai leher rahim.
Merasakan nyeri ringan pada panggul
Nyeri ringan ini sering dialami, tetapi bukan tanpa alasan. Nyeri ringan pada panggul itu kemungkinan sedang terjadi pelepasan sel telur oleh folikel.
Menurut obgyn di Indiana University Health, Kelly Kasper, MD, sebelum melepaskan sel telur, folikel berisi cairan dan ketika dilepaskan folikel pecah dan menyebabkan rasa nyeri ringan.
Rasa nyeri ini hanya berlansung beberapa jam. Tetapi apabila merasakan rasa sakit yang terus menerus disarankan untuk menemui dokter.
Libido meningkat
Libido yang berubah, atau dari yang jarang tetiba meningkat, ada hubungannya dengan masa ovulasi menurut Mary Jane Minkin, MD, seorang profesor di Departemen Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Yale.
“Ada lonjakan testosterone tepat dimasa-masa ovulasi, secara biologis tubuh juga dirancang untuk membuat Anda ingin berhubungan seks,” terang Minkin.
BACA JUGA:
Payudara terasa lebih sensitif
Ovulasi melibatkan banyak aktivitas hormonal, termasuk berpengaruh pada payudara. Masa ovulasi bisa ditandai dengan payurada terasa lebih sensitif dan membesar selama masa subur.
Indra penciuman meningkat
Kasper menerangkan tanda lain ketika Anda memasuki masa ovulasi, yaitu meningkatnya indra penciuman. Ini dibuktikan berdasarkan studi yang menunjukkan bahwa ovulasi membuat kita lebih sensitif terhadap androsteron.
Ini adalah respons alamiah yang terjadi pada masa ovulasi dan dimaksudkan untuk membantu proses reproduksi.
Sistem kekebalan tubuh mungkin lebih lemah
Carolyn Alexander, MD, dari Southern California Reproductive Center menjelaskan sistem kekebalan tubuh menurun ketika ovulasi terjadi alamiah dan bertujuan.
“Sistem kekebalan tubuh menunrukan pertahanannya sehingga sperma dapat masuk ke dalam tubuh dan tinggal di sana sampai pembuahan terjadi,” kata Alexander.
Dari tanda-tanda yang dipaparkan oleh ahli di atas, maka bisa jadi acuan untuk menghitung masa subur. Untuk lebih akurat lagi, Anda bisa melakukan pencatatan siklus bulanan secara rutin.