Bagikan:

JAKARTA - Pernahkah Anda merasa sekujur tubuh tiba-tiba jadi melemah jika hubungan asmara sedang bermasalah? Berdasarkan penelitian ternyata soal perasaan memang sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh. Berikut beberapa perubahan yang biasanya Anda rasakan ketika putus cinta dan penyebabnya.

Otak

Tanpa sengaja saat melihat kembali foto Anda dan mantan pasangan saat masih bersama tiba-tiba perut rasanya langsung mual dan kepala pusing. Hal ini terjadi karena saat Anda menyaksikan kenangan lama ini, darah langsung mengalir dengan deras menuju area ventral tegmental pada otak.

Namun bagian otak yang meningkatkan rasa rindu juga ikut ‘menyala’. Itulah sebabnya kadang muncul keinginan untuk mengintip kehidupan si mantan di media sosial atau muncul rasa sedih ketika datang ke tempat-tempat yang dulu sering kalian datangi.

Sedangkan dari sisi hati, Anda menolak untuk mengingat kenangan tersebut. Maka reaksinya tubuh akan mengalirkan darah lebih banyak ke daerah korteks somatosensorik sekunder dan bagian insula posterior dorsal yang membuat rasa sakit fisik. Itulah sebabnya tubuh menjadi letih saat harus diingatkan kembali dengan kenangan-kenangan bersama sang mantan.

Perut

Rasa stres membuat sistem saraf memberi sinyal agar sistem pencernaan tubuh berjalan lebih lambat. Jadi meski perut Anda lapar dan sakit, namun nafsu makan malah menurun.

Hormon

Saat sang mantan mengucapkan kata putus, kelenjar adrenalin mulai menghasilkan hormon kortisol yang berkaitan dengan rasa stress dan adrenalin pun mulai bereaksi dalam tubuh. Kehadiran hormon ini bisa berlangsung sekejap atau lama, tergantung pada seberapa buruk perpisahan itu memengaruhi diri. Hormon ini juga akan membuat aliran darah mengalir lebih cepat sehingga tubuh menjadi tegang.

Sistem kekebalan tubuh

Saat sedang sedih, sistem kekebalan tubuh biasanya akan menurun. Akibatnya, bila ada virus atau kuman yang menyerang, tubuh akan mudah dikuasai dan langsung menjadi demam.

Kulit

Patah hati biasanya selalu disertai dengan munculnya jerawat. Penyebabnya, hormon kortisol meningkat sehingga memicu penumpukan minyak di bawah kulit wajah.

Rambut

Jika emosi benar-benar ‘jatuh’, beberapa folikel di kulit kepala bisa memasuki fase  yang disebut telogen effluvium. Ini adalah fase istirahat yang membuat rambut berhenti tumbuh dan akhirnya rontok. Namun jangan khawatir, ketika perasaan Anda mulai membaik, rambut yang baru akan kembali tumbuh.