JAKARTA - Tas Hermes Birkin telah lama menjadi simbol kemewahan dan status sosial. Baru-baru ini, versi raksasa dari tas legendaris ini berhasil mencuri perhatian dunia. Bukan hanya karena ukurannya yang tak biasa, tetapi juga karena bobotnya yang hampir setengah ton.
Sebuah patung tas Birkin raksasa sukses menarik perhatian di Florida, Amerika Serikat. Tas raksasa ini menyebabkan kemacetan lalu lintas di West Palm Beach pada Rabu, 21 Januari, saat "penghormatan" kepada Hermès tersebut dibawa ke ruang pameran dengan pengawalan polisi.
Diberi judul 'Big Birk', tas berwarna kuning cerah ini adalah karya seniman asal New York, GEO. Karya ini akan dipamerkan sebagai bagian dari Art Palm Beach, sebuah pameran seni kontemporer.
Dengan berat hampir setengah ton, karya seni ini begitu besar sehingga pengangkutannya harus mematuhi aturan khusus untuk barang berukuran besar, seperti rumah prefabrikasi atau alat berat konstruksi.
"Kami mencoba memberikan penghormatan kepada merek yang sangat ikonik dan indah ini," ujar GEO, yang telah berkecimpung di industri hiburan dan desain selama 25 tahun, dikutip VOI dari laman New York Post pada Rabu, 29 Januari.
'Big Birk' benar-benar sesuai dengan namanya. Untuk menciptakan, merakit, dan menangani tas ini, diperlukan tim besar yang bekerja selama dua hingga tiga minggu. GEO menjelaskan bahwa jika satu orang saja yang mengerjakannya, prosesnya bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Produksi tas ini diperkirakan menelan biaya sekitar USD 100.000 atau Rp1,6 miliar, termasuk tenaga kerja, transportasi, serta bahan seperti styrofoam, kayu, logam, dan tekstil lainnya. Proses pengerjaan juga melibatkan pengamplasan, pemolesan, pengecatan, dan pelapisan resin yang memakan waktu berjam-jam.
Tas ini dirancang untuk dapat dipisah menjadi tiga bagian agar lebih mudah diangkut. Beberapa truk diperlukan untuk membawa karya seni ini dari New York ke Florida. Meskipun cuaca musim dingin sempat merusak sebagian karya selama perjalanan pengerjaan, GEO memastikan bahwa semuanya diperbaiki sebelum malam pembukaan pameran.
Dipamerkan oleh Denis Leon Gallery, 'Big Birk' menarik perhatian besar dari pengunjung. Bahkan, beberapa kolektor sudah mengajukan penawaran untuk membeli karya seni ini.
"Kami sudah menerima beberapa tawaran dari klien yang ingin membelinya langsung dari pameran," kata GEO.
"Tentu saja, kami ingin menghasilkan uang dari karya seni kami, tetapi pada akhirnya ini juga merupakan strategi pemasaran yang luar biasa," lanjutnya.
BACA JUGA:
Meskipun GEO belum berhubungan langsung dengan Hermès, ia mengaku akan merasa terhormat jika suatu hari dapat bekerja sama dengan rumah mode legendaris tersebut.
Diketahui, tas Birkin sendiri dibuat secara eksklusif di atelier khusus Hermès di Prancis oleh para pengrajin terampil yang menjahitnya secara manual tanpa pola. Dengan harga mulai dari USD 9.000 atau Rp146 juta rupiah di toko resmi.
Jenis tas ini menjadi salah satu barang mewah yang paling sulit ditemukan, sehingga menjadi incaran kolektor di seluruh dunia.
Di pasar barang bekas, harga tas Birkin dapat mencapai puluhan hingga ratusan ribu dolar. Bahkan, tas tiruan yang menyerupai Birkin pernah dijual di Walmart dengan harga kurang dari USD 100 atau Rp1,6 juta, yang sempat memicu kegemparan di kalangan pecinta mode.
Bukan pertama kali tas Birkin menjadi inspirasi bagi GEO. Pada Mei lalu, ia memamerkan patung tas Birkin berwarna pink fuchsia di pusat kota New York. Instalasi mencolok tersebut menjadi viral dan menarik perhatian banyak orang di sudut Bowery dan Broome Street.
Dengan ukuran dan daya tariknya yang luar biasa, 'Big Birk' bukan hanya sebuah karya seni, tetapi juga simbol penghormatan terhadap salah satu ikon mode paling terkenal di dunia.