Bagikan:

JAKARTA - Banyak jenis aroma yang ada di dunia ini. Salah satunya aroma yang bisa dijadikan pereda stres. Umumnya, aroma ini berasal dari tanaman yang diekstrak menjadi minyak esensial. Minyak esensial tersebut kemudian diuapkan menjadi aromaterapi yang akan menyebar di seluruh ruangan. Aroma ini akan merangsang pusat emosi di otak yang terhubung dengan indera penciuman. Aromaterapi juga dapat memengaruhi kadar hormon dan mengatur sistem saraf yang dapat meningkatkan perasaan relaksasi.

Lalu, apa saja aroma minyak esensial pereda stres itu?

Lavender

Salah satu minyak esensial yang paling umum, lavender adalah favorit banyak orang. Minyak ini dikenal dapat meningkatkan suasana hati dan meredakan gejala kecemasan yang masih ada. Lexi Faith, pelatih kebugaran dan terapis seni ekspresif yang tinggal di California, menyadur Very Well Mind, Kamis, 16 Januari, juga memuji khasiat minyak lavender untuk menghilangkan stres.

Bergamot

Bergamot adalah aroma jeruk segar dengan nuansa herbal yang kuat. Disukai karena sifat anti-inflamasi dan antioksidannya, minyak ini sering direkomendasikan untuk menghilangkan stres. Faktanya, sebuah studi tahun 2022 menemukan minyak bergamot sangat membantu dalam meringankan gejala depresi di kalangan wanita pasca persalinan.

Sereh

Perpaduan aroma lemon dan mawar membuat serai menjadi aroma yang menenangkan untuk menghilangkan stres. Sebuah studi tahun 2015 menemukan bahwa hanya beberapa tetes minyak serai dapat mengurangi gejala kecemasan secara signifikan.

Neroli

Untuk sesuatu yang cerah dan membangkitkan semangat, pilihlah neroli. Minyak ini beraroma seperti madu, jeruk, dan bunga, yang berarti aromanya seperti hari musim semi hangat. Neroli tidak hanya efektif menghilangkan stres, tetapi juga dapat meredakan kecemasan dan rasa sakit saat melahirkan.

Jeruk

Yang perlu diingat adalah meskipun banyak minyak esensial yang dapat membantu meredakan stres, semuanya memiliki manfaat uniknya sendiri. Misalnya, minyak esensial beraroma jeruk dikenal dapat meredakan gejala depresi.

Ylang Ylang

Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa minyak esensial ylang ylang efektif dalam mengurangi gejala kecemasan pada tikus. Penelitian ini bersifat mengungkap, memberikan bukti meyakinkan bahwa minyak ini dapat mengurangi gejala kecemasan pada manusia.

Cendana

Aroma hint kayu manis yang terdapat pada cendana merupakan aroma yang umum bagi banyak orang. Aroma cendana banyak disukai karena dapat membantu saat bermeditasi dan juga untuk tidur nyenyak.

Pepermin

Aroma segar dari pepermin dapat meredakan stres dan gejala kelelahan. Oleh karena itu, pepermin biasanya digunakan sebagai bahan permen karet. Selain itu, aroma pepermin juga dapat meningkatkan fungsi mental, meredakan batuk dan pilek, serta mengurangi rasa sakit secara fisik. Pepermin diketahui juga dapat membantu meredakan infeksi bakteri, jamur, dan virus saat dihirup aromanya.

Chamomile

Chamomile yang merupakan bahan popular dalam teg ini diketahui memiliki efek sedatif. Aroma chamomile memiliki sifat relaksasi yang dapat membantu tidur jika dihirup oleh seseorang. Selain itu, aroma dari tanaman ini juga dapat meredakan gangguan pencernaan, luka, nyeri, bahkan kecemasan yang parah.

Mawar

Minyak esensial mawar tidak hanya menciptakan aroma bunga yang lembut, tetapi juga mengandung sifat pereda stres. Hal itu karena aroma mawar dapat menurunkan hormon kortisol yang muncul saat stres. Selain itu, aroma wangi khas mawar ini juga akan merangsang otak melepaskan hormon serotonin yang bisa meningkatkan suasana hati.

Melati

Minyak esensial dari bunga melati ini populer karena sifatnya yang menenangkan dan membangkitkan semangat. Selain itu, aroma minyak melati juga dapat meningkatkan saturasi oksigen darah dan laju pernapasan sehingga dapat memberikan efek lebih fokus.

Rosemary 

Rosemary dapat mengurangi kadar kortisol di tubuh, sehingga dapat meredakan kecemasan dan stres. Senyawa dalam rosemary khususnya asam rosmarinic dan asam carnosic memungkinkan untuk memperbaiki kondisi seperti penyakit alzheimer, penyakit parkinson, kecemasan, depresi, epilepsi, dan sindrom penarikan.