Bagikan:

JAKARTA - Banyak orang memulai tahun baru dengan resolusi hidup sehat, termasuk mengubah pola makan. Namun, di tengah maraknya informasi tentang nutrisi, tidak sedikit yang terjebak pada mitos yang menyesatkan.

Untuk membantu meluruskan fakta, Dr. Carrie Ruxton, ahli gizi dan penasihat kampanye serat General Mills, mengungkap lima mitos populer tentang makanan sehat yang perlu Anda ketahui.

Berikut 5 mitos populer tentang makanan yang dibantah oleh ahli gizi, seperti dilansir VOI dari laman Independent pada Selasa, 14 Januari 2025.

1. Sarapan Harus Dimakan Segera Setelah Bangun Tidur

Kita sering mendengar bahwa sarapan adalah waktu makan paling penting. Namun, menurut Dr. Ruxton, Anda tidak harus makan segera setelah bangun tidur.

Meski sarapan dapat memberikan energi untuk memulai hari, penelitian tidak sepenuhnya membuktikan bahwa itu adalah waktu makan paling penting.

"Makanan sarapan seperti sereal gandum utuh sangat baik untuk mengontrol nafsu makan," jelasnya.

Namun, ia sendiri memilih makan pertama setelah pukul 11 pagi, sesuai dengan metode puasa intermiten, di mana seseorang hanya makan dalam jangka waktu tertentu setiap hari.

2. Serat Bagus untuk Pencernaan

Serat sering dikaitkan dengan kelancaran buang air besar. Kenyataannya, mengonsumsi makanan mengandung serat memiliki manfaat jauh lebih luas.

"Serat membantu mengontrol kadar gula darah, menurunkan kolesterol, serta mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes," ungkap Dr. Ruxton.

Selain itu, serat mendukung kesehatan mikrobiota usus, yang berperan dalam meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, suasana hati, kesehatan otak, hingga penyerapan kalsium untuk tulang yang lebih kuat.

Sumber serat terbaik termasuk gandum utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, dan camilan seperti kacang-kacangan.

3. Smoothie Membuat Gula Darah Melonjak

Media sosial sering memperlihatkan orang-orang menggunakan monitor glukosa yang menunjukkan lonjakan gula darah setelah minum smoothie. Namun, Dr. Ruxton menyarankan agar tidak percaya begitu saja.

Sebuah penelitian dari Soka University of America menemukan bahwa mengonsumsi buah yang diblender justru menghasilkan lonjakan gula darah yang lebih rendah dibandingkan memakan buah utuh.

Ini mungkin disebabkan oleh biji-bijian kecil dalam buah beri yang, ketika diblender, memperlambat penyerapan gula. Selain itu, Dr. Ruxton juga menyebut bahwa monitor glukosa yang dipakai di lengan sering kali tidak akurat dan cenderung melebih-lebihkan kadar gula darah.

4. Tidak Boleh Minum Teh Sebelum Tidur

Banyak saran menyebutkan untuk tidak minum teh setidaknya 6 jam sebelum tidur karena dianggap terlalu merangsang. Namun, menurut Dr. Ruxton, hal ini tidak sepenuhnya benar.

Teh mengandung lebih sedikit kafein dibandingkan kopi, serta memiliki asam amino bernama L-Theanine. Kombinasi ini justru dapat memberikan efek relaksasi.

Sebuah studi pada tahun 2023 menemukan bahwa orang yang rutin minum teh hitam atau teh herbal di malam hari tidur lebih nyenyak. Hal ini berkat L-Theanine dan polifenol, senyawa tumbuhan yang membantu tubuh rileks dan meningkatkan suasana hati.

5. Karbohidrat Buruk untuk Kesehatan

Karbohidrat sering kali dianggap sebagai musuh dalam diet, padahal sebenarnya tidak demikian.

"Karbohidrat memiliki kalori yang lebih rendah per gram dibandingkan lemak atau alkohol," jelas Dr. Ruxton.

Menurutnya, kesalahpahaman tentang karbohidrat lebih sering disebabkan oleh apa yang dikonsumsi bersamaan dengannya. Misalnya, bukan roti burger yang membuat kalori bertambah, melainkan keju, saus, dan topping tambahan.