JAKARTA - Fibrilasi atrium adalah kondisi ketika serambi (atrium) jantung berdenyut sangat cepat dan tidak beraturan. Kondisi ini meningkatkan risiko penggumpalan darah yang dapat mengakibatkan stroke, dan gagal jantung.
Beberapa penyebab FA adalah gangguan elektrolit, gangguan tiroid, stres berlebihan hingga hipertensi. Namun, di samping itu terdapat faktor risiko lain yang menyebabkan FA, yakni emosi dan kepribadi seseorang.
Ahli Aritmia di Heartology Cardiovascular Hospital, Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K) mengatakan bahwa seseorang yang sering merasa emosional, risiko terkena FA lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh sebuah penelitian.
“Ada penelitian yang menunjukkan bahwa faktor emosional menyebabkan terjadinya aritmia dengan fibrilasi itu lebih tinggi,” kata Dokter Dicky saat temu media pada Rabu, 8 Januari 2025.
Hal tersebut juga dipengaruhi dengan personality type atau tipe kepribadian, yakni antara kepribadian A, B, C, dan D. Orang dengan kepribadian A disebut memiliki risiko lebih tinggi terkena FA.
Mengutip dari Hire Success, pada Jumat, 10 Januari 2025, kepribadian tipe A adalah karakteristik yang ditandai degan sifat ambisius, terorganisir, perfeksionis, dan kompetitif. Orang dengan tipe kepribadian ini cenderung memiliki emosional yang tinggi, yang bisa berpengaruh pada kesehatan jantungnya.
BACA JUGA:
“Studi yang tentang personality type, yang A, B, C, dan D, menunjukkan bahwa personality type A berisiko terkena atrium fibrilasi. A itu yang perfeksionis, emosional, dan lain sebagainya,” tuturnya.
“Jadi personality A itu lebih berisiko tinggi terkena fibrilasi atrium, dibandingkan orang yang easy going, yang nggak stres, nggak emosional, nggak perfeksionis,” tambahnya.
Dengan demikian, Dokter Dicky menyarankan agar orang-orang mengatur pola hidupnya dengan lebih baik, terutama dalam hal emosional bagi pemilik kepribadian tipe A. Disarankan bagi seseorang dengan kepribadian tipe A untuk mengurangi sifat perfeksionisnya dan mencoba lebih santai dalam melakukan berbagai hal.
“Oleh karena itu kita mesti atur pola hidup kita juga ya, jangan terus emosian, jangan perfeksionis-perfeksionis banget. Bagi yang personality type A, coba untuk lebih easy going sajalah,” pungkas Dokter Dicky.