YOGYAKARTA – Bagi pasangan, kontak mata penting. Tetapi ketika berhubungan seks, apakah normal jika memejamkan mata? Meski penelitian menunjukkan bahwa berhubungan seks dengan lampu menyala dapat menghasilkan hubungan seksual yang baik. Tetapi banyak orang menutup mata ketika hubungan suami istri.
Kontak mata sangat berharga untuk komunikasi romantis. Tatapan mata juga merupakan salah satu penanda cinta yang paling dapat diandalkan di antara pasangan. Ini juga dipakai untuk mengukur cinta atau nafsu. Jadi, sejumlah alasan ternyata menjelaskan kenapa banyak orang menutup mata ketika bercinta. Ada yang memilih tutup mata untuk lebih fokus pada sensasi fisik, fokus pada kehadiran dan suara, serta mudah terdistraksi jika membuka mata.
Profesor yang mendalami studi emosi dan peneliti yang fokus pada filsafat psikologi, Aaron Ben-Zeév, Ph.D. dalam bukunya The Arc of Love: How Our Romantic Lives Change Over Time menjelaskan tentang peran penting imajinasi dalam cinta romantis dan hasrat seksual. Imajinasi dalam cinta seringkali mencakup ilusi positif, sedangkan dalam seks, fantasi lebih penting. Menurut Ben-Zeév dilansir Psychology Today, Selasa, 7 Januari, dalam fantasi kita tidak bisa menutupi kepalsuan.
Fantasi sangat penting dalam hasrat seksual. Karena fantasi menawarkan cara yang efektif untuk mengatasi keterbatasan pribadi, batasan normatif, dan kendala eksternal. Fantasi seksual berfungsi untuk menghindari informasi negatif dan menambahkan data positif. Nah, agar fantasi menjadi nyata dan dapat diandalkan, informasi yang bertentangan harus diabaikan. Seperti saat kita menonton film, kita mengganti mode diam pada gawai supaya tidak terganggu.
Mengingat afeksi memiliki kekuatan, maka tak mengherankan jika banyak wanita mengatakan bahwa mereka dapat mencapai orgasme hanya dengan fantasi. Tanpa rangsangan fisik sama sekali. Saat kedua orang yang berpasangan berinteraksi seksual dengan mata tertutup, sebenarnya merupakan preferensi masing-masing dan memiliki alasan berbeda-beda. Misalnya ada orang yang merasa tidak nyaman dengan mata terbuka, malu, atau alasan lainnya.
BACA JUGA:
Ada pula pasangan yang bersepakat menjalani role play ketika bercinta dengan memakai kain penutup mata. Dalam sebuah artikel di Glamour tahun 2017, ada enam alasan kenapa menutup mata ketika bercinta menemukan daya tariknya. Di antaranya, berikut ini”
- Seks dengan mata tertutup membumbui suasana.
- Menutup mata membantu mengurangi hambatan.
- Menutup mata membantu mengintensifkan indra lainnya.
- Mata tertutup meningkatkan kepercayaan di antara pasangan.
- Seks dengan mata tertutup menambahkan unsur kejutan.
- Menutup mata pasangan membuat pasangannya memegang kendali.
Melalui daftar alasan di atas, menandai bahwa banyak segi yang beririsan dengan kontak mata serta hasrat seksual. Banyak juga orang dengan mata terbuka pada awal interaksi. Menutup mata saat hubungan seksual, umum dilakukan atau normal terutama menjelang klimaks.