YOGYAKARTA - Pernahkah Anda tiba-tiba merasa dingin dan berkeringat padahal suhu ruangan normal? Atau mungkin saat presentasi penting, telapak tangan Anda tiba-tiba basah kuyup?
JIka Anda tiba-tiba mengalami gejala tersebut, maka ini adalah beberapa tanda dari keringat dingin. Fenomena yang sering dianggap sepele ini ternyata bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang lebih serius.
Penasaran? Melalui artikel ini, mari cari tahu lebih lanjut tentang keringat dingin dan cara mengatasinya.
Penyebab Umum Keringat Dingin
Dilansir dari laman Banner Health, keringat dingin dapat terjadi karena berbagai alasan. Sensasi dingin dan lembab ini seringkali mengindikasikan bahwa tubuh Anda sedang mengalami semacam stres atau ketidaknyamanan. Penyebab paling umum meliputi:
- Stres dan kecemasan: Kecemasan dapat memicu keringat dingin sebagai bagian dari respons alami tubuh untuk melawan atau lari, yang dirancang untuk melindungi kita dari situasi berbahaya.
- Penyakit atau infeksi: Keringat dingin juga bisa menjadi tanda bahwa tubuh Anda sedang melawan penyakit atau infeksi. Kondisi seperti flu, pneumonia, dan tuberkulosis dapat menyebabkan demam dan keringat, sementara infeksi seperti HIV dan tuberkulosis juga dapat menyebabkan keringat malam.
- Perubahan hormonal: Perubahan kadar hormon, terutama pada wanita, dapat memicu keringat dingin. Ini dapat terjadi selama perimenopause, menopause, kehamilan atau karena gangguan tiroid.
- Gula darah rendah: Jika kadar gula darah Anda terlalu rendah, tubuh Anda dapat bereaksi dengan menghasilkan hipoglikemia. Selain gemetar dan pusing, hipoglikemia dapat menyebabkan keringat dingin.
- Perubahan tekanan darah: Penurunan tekanan darah secara cepat, seperti selama hipotensi ortostatik (ketika tekanan darah turun saat berdiri), dapat menyebabkan keringat dingin.
- Syok: Dalam situasi stres atau trauma ekstrem, tubuh mungkin mengalami syok, yang dapat menyebabkan gejala keringat dingin, detak jantung cepat, dan kulit pucat.
- Penyakit kardiovaskular: Penyakit jantung, termasuk serangan jantung, dapat menyebabkan keringat dingin. Selama serangan jantung, tubuh akan mencoba mengatasi stres pada jantung dan mengurangi pasokan oksigen ke jaringan. Gejala lain mungkin termasuk nyeri dada, sesak napas, dan pusing.
- Dehidrasi: Ketika tubuh Anda kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk, dapat menyebabkan dehidrasi.
- Lansia: Seiring bertambahnya usia, tubuh mungkin menjadi kurang efisien dalam mengatur suhu. Hal ini dapat membuat mereka lebih rentan mengalami keringat dingin, terutama sebagai respons terhadap penyakit, obat-obatan, atau perubahan hormonal.
Sebelum melanjutkan, baca juga artikel di VOI yang membahas Kuku Bergaris Hitam dan Tanpa Penyakit Serius
Cara Menyembuhkan Keringat Dingin
Dilansir dari laman medicalnewstoday, untuk mengatasi keringat dingin, Anda dapat mencoba langkah-langkah berikut:
- Mengelola stres
- Mengelola nyeri
- Mengendalikan rasa takut
- Meminimalkan rangsangan seksual
- Mengobati kondisi mendasar, seperti hipoglikemia
Namun, Anda tidak selalu dapat mencegah atau mengatasi keringat dingin. Mereka umumnya merupakan hasil dari stimulasi oleh stres, nyeri, rasa takut, atau berbagai penyebab umum seperti yang sudah dijelaskan di awal.
Perlu diketahui, ada berbagai alasan mengapa seseorang mungkin mengalami keringat dingin. Ini mungkin termasuk syok akibat cedera atau kecelakaan, infeksi, gangguan kecemasan, atau serangan jantung.
Namun masalah seperti syok dan serangan jantung dianggap sebagai keadaan darurat medis dan memerlukan perawatan segera.
BACA JUGA:
Dengan demikian, jika Anda mengalami keringat dingin bersamaan dengan kecemasan persisten, nyeri dada, atau sesak napas, maka harus berbicara dengan dokter atau profesional kesehatan.
Selain cara menyembuhkan keringat dingin, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!