JAKARTA - Museum sering kali dianggap sebelah mata di Indonesia, padahal di negara-negara maju, museum memiliki peran penting dalam memperkenalkan hingga mengenali warisan budaya, sejarah dan peradaban suatu bangsa.
Fadli Zon, Menteri Kebudayaan Indonesia, mengemukakan keprihatinannya tentang kurangnya apresiasi terhadap museum di Indonesia.
Menurutnya, museum bukan sekadar gudang penyimpanan akhir dari benda-benda bersejarah, tetapi lebih dari itu, museum adalah pusat pembelajaran, edukasi literasi, dan tempat yang mana kesadaran tentang pentingnya sejarah dan kebudayaan dapat ditanamkan kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
"Museum di negara-negara maju selalu berada di halaman depan. Ketika seseorang mengunjungi museum nasional di negara tersebut, dalam waktu satu atau dua jam saja mereka bisa mendapatkan gambaran tentang perjalanan bangsa itu,"
Demikian kata Fadli Zon saat ditemui di acara pembukaan Lomba Cerdas Cermat Museum (LCCM) Tingkat Nasional tahun 2024 di Museum Nasional Indonesia, Jumat (1/11/2024).
Melihat pentingnya peran museum, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan melakukan upaya standarisasi terhadap museum-museum di Indonesia.
Fadli Zon menyatakan, standarisasi ini dilakukan agar museum-museum di Indonesia dapat "naik kelas." Rencananya, museum akan dikategorikan berdasarkan kelas, yaitu standar A, B, dan C.
"Kami berharap semakin banyak museum yang mencapai standar A, termasuk di daerah-daerah," ungkapnya.
Selain itu, pentingnya keberadaan museum tematik yang memiliki fokus tertentu juga perlu diperhatikan Saat ini, Indonesia memiliki hampir 500 museum yang dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun yayasan dan lembaga perseorangan.
Beberapa museum tematik yang sudah ada antara lain adalah Museum Keris di Solo, Museum Filateli, dan museum-museum ilmu pengetahuan. Dengan keberadaan museum-museum tematik ini, masyarakat dapat lebih mudah mengakses informasi yang spesifik dan mendalam tentang berbagai bidang ilmu dan budaya.
SEE ALSO:
Salah satu upaya yang dilakukan Kemdikbud untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap museum adalah melalui kegiatan edukasi yang menyasar remaja dan anak-anak sekolah.
Fadli Zon mencontohkan, kompetisi seperti lomba cerdas cermat tentang museum untuk siswa SMP dapat menjadi sarana edukasi yang efektif. Melalui kompetisi ini, para peserta tidak hanya belajar tentang sejarah dan warisan budaya, tetapi juga lebih memahami substansi dan isi dari sebuah museum.
"Ini akan memberikan dorongan kepada generasi muda untuk menggali pengetahuan lebih dalam dan menghargai sejarah bangsanya," tambahnya.
Lebih dari itu, museum juga harus difungsikan sebagai tempat pembelajaran yang interaktif dan menarik. Dengan demikian, museum dapat berperan sebagai pusat literasi budaya dan edukasi yang berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan museum di Indonesia bisa lebih dihargai dan menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.