Bagikan:

YOGYAKARTA - Topik cemaran residu pestisida pada anggur impor sedang ramai menjadi perbincangan di media sosial akhir-akhir ini. Dibandingkan buah lainnya, anggur tergolong buah yang mempunyai risiko residu pestisida paling tinggi. Apa alasan anggur punya risiko pestisida tinggi?

Alasan Anggur Punya Risiko Pestisida Tinggi

 Awang Maharijaya, Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor (IPB), mengonfirmasi hal tersebut.

"Anggur ini memang termasuk yang risiko tinggi. Buah yang dimakan langsung dengan kulitnya, termasuk anggur dan apel, potensi cemarannya tinggi kalau dibudi daya dengan kurang baik," jelas Awang, seperti yang dilansir VOI.

Untuk penjelasan lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa anggur mempunyai karakteristik morfologis berupa kulit tipis dan jaringan buah yang lunak.

Sehingga, tanaman anggur dianggap inang yang ideal bagi banyak patogen tanaman, khususnya serangga dan ngengat.

"Kerentanan ini memaksa petani untuk menerapkan strategi pengendalian hama yang intensif, termasuk penggunaan pestisida," kata Awang.

"Frekuensi aplikasi pestisida yang tinggi, ditambah dengan luas permukaan anggur yang besar, berpotensi meningkatkan akumulasi residu pestisida pada buah," lanjutnya.

Tanaman Anggur Mudah Terganggu

Sementara itu, integritas fisik anggur sangat mudah terganggu sehingga mengakibatkan terjadinya luka mekanis atau memar.

Luka tersebut akan menjadi jalan masuk bagi berbagai mikroorganisme patogen, misalnya bakteri, yang bisa menimbulkan pembusukan pascapanen. Sehingga, petani sering kali menggunakan pestisida atau fungisida untuk mengendalikan pertumbuhan mikroba patogen ini.

"Tekanan seleksi yang tinggi dari hama, penyakit, dan gangguan pascapanen mendorong petani untuk menerapkan praktik budidaya yang intensif, termasuk penggunaan pestisida dalam jumlah yang cukup besar," jelas Awang.

"Hal ini pada akhirnya memberi dampak pada peningkatan risiko kontaminasi residu pestisida pada buah anggur," pungkasnya.

Alasan anggur punya risiko pestisida tinggi. (Pexels/Dalila Dalprat)

Risiko pestisida bagi manusia

Awang menjelaskan, petani bisa saja menggunakan cara tanam organik untuk anggur, tetapi memerlukan tenaga dan biaya ekstra. Oleh karena itu, tak heran jika harga anggur organik lebih mahal ketimbang anggur non-organik. Jenis pestisida yang umum diterapkan pada tanaman anggur pun berbeda-beda. Totalnya berjumlah puluhan.

Batas maksimum cemaran bahan kimia, misalnya pestisida, pada tiap-tiap negara diatur dengan jumlah berbeda. Contohnya, Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) yang merunut 83 bahan aktif pestisida pada anggur dalam Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 53 tahun 2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan.  

Batas maksimum pestisida yang digunakan pada anggur berkisar 0,01 miligram per kilogram buah hingga 25 miligram per kilogram buah. Untuk menghindari bahaya pestisida, Awang memberikan tips, cuci anggur sebelum dikonsumsi dan disimpan.

"Dia (pestisida) bukan sesuatu yang alami di dalam tubuh manusia, memang fungsinya adalah toksik," ujar Awang.

Adapun bahaya pestisida bagi manusia dapat ditandai dengan beberapa gejala, antara lain mual, pusing, hingga sesak nafas.

"Ada juga penyakit degeneratif itu, misalnya kanker, kemudian gondongan, akibat pestisida yang berlebihan," pungkas dia.

Demikianlah ulasan tentang alasan anggur punya risiko pestisida tinggi. Semoga bermanfaat. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.