Bagikan:

JAKARTA - Di era digital saat ini, penggunaan gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Meskipun teknologi memberikan banyak kemudahan, paparan yang berkepanjangan terhadap layar dapat berdampak negatif pada kesehatan mata. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara menjaga kesehatan mata agar tetap optimal.

Berdasarkan data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023, menunjukkan adanya lonjakan signifikan dalam kasus gangguan penglihatan. Di kalangan anak-anak berusia di atas satu tahun, penggunaan alat bantu penglihatan tercatat mencapai 11,2 persen.

Selain itu, laporan dari World Report of Vision pada 2019 memperkirakan terdapat 65 juta kasus miopia di antara anak-anak, dan angka ini diprediksi akan terus meningkat dalam beberapa dekade ke depan.

Dalam hal ini, menurut dr. Nugroho Nitiyoso, Medical Senior Manager Kalbe, kita perlu menyadari pentingnya perlindungan dan perawatan kesehatan mata sejak dini, terutama di era digital yang penuh dengan paparan gadget.

"WHO mencatat bahwa miopia dan hipermetropi adalah gangguan refraksi yang paling umum, sering kali memerlukan penggunaan kacamata. Digital eye strain, di sisi lain, disebabkan oleh penggunaan gadget yang berlebihan," dalam edukasi melalui IG Live di akun Instagram @ptkalbefarmatbk.

Di era digital, kata dr. Nugroho, ada tiga jenis gangguan penglihatan yang umum terjadi, di antaranya gangguan refraksi (miopia dan hipermetropi), digital eye strain (mata lelah), dan katarak.

Salah satu masalah penglihatan yang sering muncul adalah miopia, yang semakin diperburuk oleh penggunaan gadget yang berlebihan. Gejala digital eye strain meliputi mata pegal, nyeri, serta sakit kepala.

Untuk orangtua, penting untuk memperhatikan tanda-tanda miopia pada anak, seperti kecenderungan memajukan kepala atau menyipitkan mata saat melihat objek dari jarak jauh.

Selain itu, ada pula masalah lain seperti katarak, yang sering dialami oleh orang lanjut usia, dapat mengakibatkan penglihatan menjadi buram. Salah satu penyebabnya adalah diabetes. Gangguan lain seperti strabismus (mata juling) juga perlu diperhatikan, di mana satu mata melihat ke depan sementara yang lain tidak.

Selain paparan gadget, penyebab gangguan mata juga meliputi paparan radikal bebas dari polusi, merokok, diabetes, dan sinar matahari. Untuk melawan efek negatif tersebut, disarankan untuk mengonsumsi makanan kaya antioksidan, seperti sayuran berdaun hijau, dan suplemen yang mengandung lutein dan zeaxanthin.

"Selain mengurangi penggunaan gadget, penting untuk meluangkan waktu minimal dua jam sehari untuk beraktivitas di luar ruangan, seperti melihat objek jauh," saran dr. Nugroho.

Selain mengonsumsi makanan kaya antioksidan dan vitamin, pemeriksaan kesehatan mata secara rutin sangat dianjurkan. Setidaknya cara ini dapat memantau kesehatan mata, jika terdapat tanda-tanda gangguan, seperti kebiasaan melihat dari jarak dekat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mata.