JAKARTA - Cologne Cathedral di Jerman berhasil menarik perhatian publik hingga menjadi viral di platform TikTok. Para pengguna TikTok membagikan video yang menunjukkan arsitektur bangunan yang ditonton lebih dari 30 juta kali.
Cologne Cathedral merupakan gereja Katolik Roma yang terletak di jantung kota Cologne (Koln), Jerman. Dilansir VOI dari laman express.co.uk pada Jumat, 25 Oktober 2024, para pengguna media sosial ini menyebut pembangunan katedral ikonik membutuhkan waktu selama 632 tahun.
Dimulai pada tahun 1248, tetapi konstruksi terhenti pada pertengahan abad ke-16, meninggalkan bangunan yang tidak lengkap. Lalu, pembangunan katedral baru ini dilanjutkan pada tahun 1814. Tetapi, dilakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan pembangunan Cologne Cathedral.
Diperlukan waktu hingga tahun 1840 untuk mengumpulkan dana pembangunan proyek tersebut. Hingga akhirnya, pembangunan Cologne Cathedral selesai pada tahun 1880.
Cologne Cathedral tidak hanya membanggakan arsitektur, melainkan para pengunjung. Mereka akan dimanjakan dengan palet warna unik dengan memanfaatkan batu, seperti trachyte dan batu pasir, tidak seperti bangunan serupa lainnya, yang sering sebagian besar terbuat dari batu kapur.
BACA JUGA:
Adapun jendela kaca warna-warni yang menghadirkan intensitas warna yang hidup di bagian dalam. Terdapat gambar yang menceritakan kisah-kisah yang ada di Alkitab.
Beberapa jendela dari era abad pertengahan masih terpasang hingga kini. Di samping jendela-jendela kaca patri dirancang kembali dengan cermat berdasarkan gambar-gambar sejarah dari periode ini.
Saat Perang Dunia II, bangunan Cologne Cathedral tetap berdiri kokoh meski mendapatkan banyak serangan dari pasukan Sekutu. Sementara, kota di sekitarnya rata dengan tanah.
Pada tahun 1996, lebih dari satu abad setelah bangunan selesai dan hampir 750 tahun setelah pembangunan dimulai, katedral mendapatkan tempat dalam Daftar Situs Warisan Duunia UNESCO yang berisi situs-situs penting secara budaya.
Delapan tahun kemudian, pada tahun 2004, katedral ditambahkan ke daftar 'Warisan Dunia dalam Bahaya' karena adanya rencana pembangunan gedung-gedung tinggi di dekatnya. Pada tahun 2006, katedral tersebut tak lagi dimasukkan dalam status tersebut.