Bagikan:

YOGYAKARTA – Kasus infeksi virus Marburg di Rwanda tengah menjadi perhatian global. Hingga Senin, 30 September 2024, virus ini telah menjangkit 26 orang dan sembilan di antaranya meninggal.

Dikutip dari Antara, Kementerian Kesehatan setempat saat ini sedang mengisolasi 300 idividu yang menjalin kontak dengan pasien. Mereka dipantau secara ketat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Lantas, apa itu virus Marburg? Bagaimana upaya pencegahannya? simak rangkuman informasinya dalam ulasan berikut ini.

Apa itu Virus Marburg?

Dikutip dari AI-Care, virus Marburg berasal dari keluarga virus yang sama dengan ebola. Infeksi virus ini bisa memunculkan gejala yang mirip dengan demam berdarah, tapi lebih mematikan. Bahkan, tingkat kematiannya dilaporkan mencapai 88 persen.

Virus Marburg termasuk jenis virus zoonosis, dapat menyebar dari hewan ke manusia dan menyebabkan penyakit pada manusia.

Virus ini tergolong dalam genus Marburgvirus dengan famili Filoviridae, dengan virus ebola yang juga tergabung dalam famili yang sama.

Kasus infeksi Virus Marburg pertama kali terjadi pada tahun 1967 di kota Marburg, Jerman. Meskipun kasusnya cukup jarang, virus marburg bisa menjadi wabah ddengan angka kematian yang besar.

Bagaimana Virus Marburg Menyebar?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus Marburg ditularkan ke manusia dari kelelawar buah atau hewan primata yang terinfeksi. Penularannya terjadi misalnya melalui konsumsi produk makanan yang terkontaminasi oleh kelawar buah.

Berikutnya, virus tersebut menyebar antar manusia melalui darah dan cairan tubuh lainnya (termasuk urine, saliva/air liur, keringat, feses/tinja, bekas muntahan, ASI, dan cairan semen/sperma).

Menyadur laman Frequently Asked Question (FAQ) Penyakit Virus Marburg Kementerian Kesehatan RI, virus marburg dapat masuk melalui kulit yang terluka atau membrane mukosa yang tidak terlindungi seperti mata, hidung, dan mulut.

Tak hanya itu, virus ini juga dapat menyebar melalui aalt-alat seperti pakaian, tempat tidur dan perlengkapannya, jarum suntik, serta alat medis yang sudah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi virus Marburg.

Dalam beberapa kasus, virus Marburg bisa ditularkan melalui cairan semen dari seseorang yang sembuh dari penyakit virus Marburg. Penularan bisa terjadi baik melalui oral, vaginal, atau seks anal.

Apa Gejala Virus Marburg?

Penyakit yang disebabkan oleh virus Marbug dimulai secara tiba-tiba, dengan gejala seperti berikut:

  • Demam tinggi
  • Menggigil
  • Sakit kepala parah
  • Mialgia (nyeri otot)
  • Sakit tenggorokan
  • Terasa lemah
  • Malaise parah

Pada hari ketiga, seseorang yang terinfeksi virus ini bisa mengalmi diare berair parah, nyeri perut, kram, mual dan muntah dimana diare bisa bertahan selama sepekan. Pada fase ini, seseorang dapat terlihat memiliki mata cekung. Pada 2-7 hari setelah awal gejala, ruam yang tidak gatal dapat timbul.

Gejala berat berupa pendaraan bisa terjadi pada hari kelima hingga ketujuh, dan pasa kasus fatal perdarahan bisa terjadi di beberapa area, seperti hidung, gusi, dan vagina.

Bagaimana Cara Mencegah Terpapar Virus Marburg?

Beberapa hal yang bisa dilakukan agar seorang individu tidak terpapar virus Marburg, yakni:

  • Mengurangi kontak dengan kelelawar reservoir virus Marburg.
  • Jika seseorang harus mengunjungi area habitat kelelawar tersebut, maka dapat menggunakan sarung tangan dan alat pelindung lainnya seperti masker.
  • Konsumsi daging secara matang, termasuk saat di daerah wabah virus Marburg
  • Mengindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi, termasuk cairan tubuhnya.
  • Mencuci tangan secara rutin, terutama ketika mengunjungi seseorang yang sakit ataus etelah melakukan penanganan terhadap orang yang sakit di rumah.
  • Menunda perjalanan pada wilayah yang saat ini terjadi wabah. Jika tidak memungkinkan, perhatikan risiko dan anjuran pemerintah wilayah/negara tujuan.

Demikian informasi tentang virus Marburg. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.