YOGYAKARTA - Memiliki second account atau akun lain selain akun utama di media sosial, terkadang dibutuhkan bagi seseorang. Tak jarang akun kedua dijadikan 'alat' untuk menunjukkan sisi lain dalam berekspresi atau dipakai untuk memata-matai akun tertentu.
Apapun alasannya, fenomena memiliki akun kedua dalam bersosial media kerap menimbulkan beragam spekulasi. Salah satunya, kemungkinan orang tersebut memiliki kepribadian ganda. Benarkah?
Apakah orang yang punya second account berkepribadian ganda?
Dilansir dari laman Teen Vogue, Senin 4 November 2024, gangguan identitas disosiatif (DID), sebelumnya dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda, adalah kondisi kesehatan mental yang sering salah didiagnosis dan ditandai oleh serangkaian gejala.
Diagnosis DID adalah dengan cara mengidentifikasi dua atau lebih identitas berbeda, yang biasanya disebut sebagai "alters", yang ada dalam satu individu, atau "sistem".
Sebelum melanjutkan, baca juga artikel yang membahas Apa itu Alter Ego? Karakter Lain yang Sengaja Diciptakan
Menariknya, bagi orang-orang akun alters, setiap identitas memiliki potensi untuk memiliki kepribadian, ingatan, perilaku, jenis kelamin, seksualitas, dan dalam beberapa kasus memiliki atribut seperti alergi yang berbeda.
Gangguan disosiatif secara umum sering berkembang sebagai akibat dari trauma, tetapi DID khususnya tampaknya berkembang setelah trauma yang parah dan berkelanjutan, seperti pelecehan fisik atau seksual, yang terjadi selama masa kanak-kanak.
Kemudian sebagai upaya yang sangat canggih untuk melindungi dirinya sendiri, otak anak yang mengalami trauma dapat beralih di antara identitas yang terpisah untuk mengelola tekanan. Diperkirakan DID hanya ada pada sekitar 0,01% hingga 1% populasi di dunia.
DID sendiri berkembang berkat penggambaran dalam budaya populer, termasuk film seperti Split, yang dikritik keras oleh para klinisi dan komunitas DID karena menggambarkan DID yang erat dengan unsur kekerasan berbahaya, dimana kondisi ini secara luas disalahpahami.
Selain itu, bagian yang benar-benar menakutkan dari DID yang dialami oleh individu secara fisik yaitu adanya kilas balik, amnesia, kejang non-epilepsi, dan kabut otak dapat dapat terjadi.
Menurut edisi kelima “Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders” atau DSM-5, yang merupakan panduan standar yang digunakan oleh para profesional kesehatan mental, lebih dari 70% pasien rawat jalan DID telah mencoba bunuh diri.
Pengakuan Orang dengan DID
Seseorang dengan DID mungkin 'kehilangan waktu' atau mengalami periode amnesia yang berlangsung dari menit hingga berhari-hari. Hal tersebut dibagikan dalam sebuah video TikTok dengan 5,5 juta penayangan dari kreator @sometimesgimena.
Akun @sometimesgimena menggambarkan pengalaman ini ketika kreator, Gimena, yang mengidentifikasi dirinya sebagai sistem 23, menghadapi cermin kamar mandi dalam keadaan sedih dan tertekan.
Gimena membahas berbagai konsep DID dan menjelaskan pengalamannya didiagnosis pada usia 21. Namun kini, ia telah menjadikan tujuan hidupnya untuk membantu orang lain berjuang atas kebingungan yang selama ini dialaminya.
"Saya tidak membagikan trauma saya," kata Gimena. "Saya juga tidak menunjukkan alter saya. Saya tidak memiliki video apa pun di sana yang hanya untuk tujuan menunjukkan video."
Video-video Gimena akan muncul saat Anda menjelajahi tag populer seperti #dissociativeidentitydisorder atau #didsystem. Namun meskipun Gimena adalah kontributor yang konsisten untuk komunitas DID TikTok, ia tidak suka mengonsumsi konten lain dari orang-orang dengan DID karena hal tersebut dapat memicu dirinya.
Sementara itu, banyak kritik dari komunitas DID karena kadang-kadang oleh anggotanya terlalu mengagungkan kondisi atas pengalaman trauma.
Hingga kemudian fenomena switching, (yang terjadi ketika seseorang mengubah alter dan dapat dipicu oleh stres), telah memicu perdebatan yang berkelanjutan soal platform TikTok yang menjadi tempat aman bagi orang-orang dengan kondisi kesehatan mental tertentu.
Karena switching biasanya tidak disengaja, beberapa orang bertanya-tanya bagaimana orang-orang di media sosial dapat merekam switching mereka untuk diposting. Namun hal tersebut menurut Gimena, saat dirinya merekam perubahannya bertujuan untuk keselamatan, seperti yang disarankan oleh seorang terapis.
Selain apakah orang yang punya second account berkepribadian ganda, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya?
Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya!