Bagikan:

YOGYAKARTA – Terdapat empat gaya komunikasi, diantaranya komunikasi agresif, pasif-agresif, pasif, dan asertif. Idealnya, setiap orang bisa berkomunikasi asertif. Ini penting karena bisa mengkomunikasikan kebutuhan dan preferensi secara jujur. Namun untuk gaya komunikasi pasif, termasuk yang paling tidak tegas dan biasanya lebih memprioritaskan perasaan orang lain daripada kebutuhan pribadi. Lantas apa tanda gaya komunikasi pasif?

Komunikasi merupakan satu cara untuk pertahanan diri. Sering kali orang yang memiliki gaya komunikasi pasif, sulit jujur saat mereka merasa bingung, kesal, atau bahkan marah. Mereka takut berkonfrontasi dan mencoba menyembunyikan atau melembutkan kebenaran melalui kata-kata, tindakan, atau bahasa tubuh. Lebih lengkap lagi, berikut tanda-tandanya.

1. Tidak memberi tahu apa yang dirasakannya secara jujur

Komunikasi asertif paling ideal karena mempunyai keterampilan untuk jujur tentang kebutuhannya. Mereka yang berkomunikasi secara jujur, lebih mudah dalam bernegosiasi atau mengungkapkan preferensinya lebih konstruktif. Untuk seseorang yang memiliki gaya komunikasi pasif, ditandai sulitnya mengekspresikan apa yang dirasakan secara jujur. Contohnya saat merasa kesal karena ajakan teman yang tidak sesuai tetapi tidak diutarakan. Perasaan yang tidak diungkapkan ini, menyebabkan teman kurang responsif sehingga tidak menemukan solusi terbaik.

tanda gaya komunikasi pasif
Ilustrasi tanda gaya komunikasi pasif (Freepik/cookie_studio)

2. Sulit berkata “tidak”

Penolakan atau berkata “tidak” pada sesuatu hal yang tidak disepakati, seringkali dialami oleh seseorang yang memiliki gaya komunikasi pasif. Alih-alih mengekspresikan dan bertukar argumen, mereka lebih memilih diam dan mengiyakan. Padahal rasa kesal yang menumpuk membuatnya semakin merasa kelelahan.

3. Tidak mengambil sikap

Sebagai komunikator pasif, seseorang mungkin menanggapi dengan menggerutu. Mereka tidak menolak meski tidak menyepakati gagasan. Itu artinya, tanda seseorang dengan komunikasi pasif tidak bersikap tegas.

4. Berusaha terlihat “kecil”

Secara fisik, komunikator pasif akan mengambil postur tertutup. Melansir Well+Good, Jumat, 13 September, seperti dengan gestur lengan tertutup, kepala menunduk, mata menunduk, badan menoleh ke samping, atau kaki disilangkan.

5. Tidak mengatakan kebenaran

Ini mungkin kerap tak disadari, bahwa mengatakan kebenaran penting dilakukan. Pasalnya, jika tidak mengatakan kebenaran bisa memicu kesalahpahaman. Misalnya, saat pasangan Anda mengundang teman-temannya untuk makan malam di rumah dan Anda menyepakati untuk membuat hidangan lebih banyak. Padahal kebenarannya, Anda hanya ingin makan sederhana berdua dengan pasangan.

6. Mengeluh tetapi tidak minta bantuan

Mengeluh sebenarnya merupakan tanda bahwa seseorang membutuhkan sesuatu yang dibutuhkan. Misalnya, saat membawa barang berat dan Anda mengeluh. Itu artinya membutuhkan bantuan untuk membawa barang tersebut. Tetapi kalau mengeluh tetapi tidak minta bantuan, bisa jadi salah satu tanda gaya komunikasi pasif.

Penting diketahui, kegagalan berkomunikasi dapat menciptakan ketegangan dan menyebabkan kebencian. Karena orang berkomunikasi pasif lebih mempertimbangkan perasaan orang lain, sehingga kurang bisa menyampaikan pikiran dan pendapatnya secara efektif. Ini juga bisa membuat orang tersebut merasa kesal, sakit hati, dan frustasi yang menumpuk. Orang yang memiliki gaya komunikasi pasif juga kerap merasa kesepian, terisolasi, dan tidak ada yang benar-benar memahaminya.