Bagikan:

YOGYAKARTA – Tampaknya bukan hal baru bagi Luna Maya trekking ke dataran tinggi. Pertengahan tahun lalu, Luna Maya juga menyusuri track yang tak datar-datar saja di Bhutan. Tahun ini bersama Yura Yunita, Della Dartyan, dan Marianne Rumantir menyusuri jalur pendakian hingga ketinggian 2590 mdpl menuju puncak Gunung Prau.

potret luna maya istirahat dari hiruk-pikuk ibu kota
Potret Luna Maya menikmati lanskap alam yang indah (Sumber: Tangkap layar Instagram/@lunamaya)

Kebugaran tubuh tentu modal yang perlu dimiliki ketika mendaki trek melalui jalur tanah naik-turun. Luna Maya tampaknya memiliki modal tersebut karena di sela kesibukannya, kekasih Maxime Bouttier ini rutin berolahraga. Sebagai pengatar unggahan potret naik gunung bersama tiga rekannya ini, Luna menulis caption, “Istirahat sejenak dari hiruk pikuk ibu kota”.

potre tluna maya istirahat dari hiruk-pikuk ibu kota
Potret Luna Maya menikmati matahari terbit (Instagram/@lunamaya)

Mengejar matahari pagi merupakan salah satu challenge bagi pendaki. Karena selain perlu mempertimbangkan waktu dan durasi perjalanan, juga berkaitan dengan menjaga stamina tetap fit. Luna dan rekannya, sampai di puncak pada hari gelap sehingga bisa menikmati sunrise pada pagi harinya.

potret luna maya istirahat dari hiruk-pikuk ibu kota
Potret Luna Maya di puncak Gunung Prau (Instagram/@lunamaya)

Tampak Luna melebarkan senyum saat mencapai titik penanda dengan tulisan “Selamat datang di puncak Gunung Prau 2590 mdpl”. Terdapat larangan bahwa tidak diperbolehkan mendirikan camp di area puncak. Bukan tanpa alasan, di area puncak minim vegetasi dan angin bertiup kencang sehingga membahayakan pendaki.

potret luna maya istirahat dari hiruk-pikuk ibu kota
Potret Luna Maya naik Gunung Prau (Sumber: Tangkap layar Instagram/@lunamaya)

Perlengkapan dan pakaian lengkap dipakai Luna Maya. Mulai dari memakai kemeja flannel warna cerah, topi, menggendong carrier bags, memakai celana panjang, sepatu gunung, dan trekking pole yang membantu mendistribusikan beban tubuh dengan lebih merata. Tongkat trekking ini juga berguna mengurangi kelelahan otot pada kaki, paha, dan pinggul.

potret luna maya istirahat dari hiruk-pikuk ibu kota
Potret Luna Maya turun dari Gunung Prau (Sumber: Tangkap layar Instagram/@lunamaya)

Dalam unggahan video pendek di akun Instagram Luna Maya, menggambarkan beda speed atau kecepatan saat naik gunung dan turun gunung. Saat naik, jalan pelan-pelan karena beradaptasi dengan track yang dilalui. Berbeda dengan saat turun gunung, kecepatan lebih tinggi karena kalau pelan akan lebih capek karena harus menopang tubuh ditambah daya gravitasi.

potret luna maya
Potret Luna Maya di sabana puncak Gunung Prau (Sumber: Tangkap layar Instagram/@lunamaya)

Pada potret di atas, Luna Maya berpose dengan latar lanskap alam yang cantik. Senyum yang memancarkan kesegaran diekspresikan pada potret di atas. Warganet menuliskan impresi dari aktivitas Luna Maya, tulisnya “Kereeeen Luna…darat, laut, gunung dilibas semua”. Anya Geraldine turut berkomentar, ia tampak ingin ikut hiking bersama Luna. Ia menulis “Harusnya aku ikut” ditutup dengan emotikon menangis. Komentar Anya dibalas Luna untuk ikut pada aktivitas outdoor selanjutnya.

potret luna maya
Potret Luna Maya naik Gunung Prau bersama Yura Yunita, Della Dartyan, dan Marianne Rumantir (Instagram/@lunamaya)

Di atas adalah potret Luna Maya berisitrahat dari hiruk-pikuk ibu kota. Bersama rekan-rekannya, ia menyusuri trek dengan senyum dan tawa. Dalam unggahan kolaborasi bersama Marianne Rumantir, menganjurkan bahwa pendaki harus membawa pulang sampah dan memungut sampah-sampah yang ditemukan di jalan. Menurut mereka, alam adalah milik bersama sehingga perlu dijaga kelestariannya supaya dapat dinikmati bersama pula.