Bagikan:

YOGYAKARTA – Banyak orang merasakan sugar craving, atau ingin sekali makan makanan manis. Tetapi apa yang menyebabkan sugar craving meski sudah kenyang? Bukan tanpa alasan, para ilmuwan meneliti fenomena gastronomi ini.

Rasa kenyang sebenarnya adalah alarm untuk berhenti makan. Namun, kadang diabaikan karena keinginan makan manis setelah makan berat tak tertahankan. Peneliti menyebut fenomena gastronomi ini sebagai “perut kedua untuk hidangan penutup. Peneliti juga menyebutnya sebagai ‘kelaparan hedonis’, yang berarti keinginan mengonsumsi makanan dengan tujuan kesenangan tanpa ada rasa lapar fisik.

Sistem pencernaan sesungguhnya dalam kendali otak. Otak dan sistem pencernaan saling mengirim sinyal guna memastikan kita mendapatkan nutrisi cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Saat tubuh kekurangan energi, tubuh mengirimkan berbagai sinyal lapar yang mendorong kita untuk makan. Faktor utama yang memengaruhi keputusan untuk makan atau tidak, didorong hormon ghrelin.

kenapa ingin makan makanan manis meski sudah kenyang
Ilustrasi alasan ingin makan makanan manis meski sudah kenyang (Freepik/Racool_studio)

Hormon tersebut, disebut hormon lapar, diproduksi oleh sel-sel yang melapisi perut untuk merangsang nafsu makan sebagai respons terhadap energi rendah atau sebagai antisipasi makan. Saat makan atau ngemil, tubuh merasakan peningkatan energi yang tersedia dan menekan sinyal rasa lapar. Pada saat yang sama, tubuh mulai mengirim sinyal rasa kenyang melalui hormon leptin, ini yang menekan nafsu makan. Namun ada beberapa faktor lain, kenapa ingin makan makanan manis meski sudah kenyang.

Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan kita makan tanpa adanya kebutuhan energi, antara lain rangsangan rasa dan bau, asosiasi yang dipelajari, sensasi menyenangkan (hedonis), dan kebutuhan energi untuk memengaruhi perilaku makan.

Melansir Illinois Science Council, Rabu, 29 Mei, makan bisa berbasis hadiah. Makan adalah perilaku menyenangkan, terutama makan makanan yang menyebabkan pelepasan dopamine, atau hormon yang berperan merasakan kesenangan. Nah, ini penyebab ingin sekali makan makanan manis meski sinyal kebutuhan energi tubuh sudah direspons dengan makan berat.

kenapa ingin makan makanan manis meski sudah kenyang
Ilustrasi alasan ingin makan makanan manis meski sudah kenyang (Freepik/KamranAydinov)

Seiring dengan waktu, tubuh juga mengembangkan hubungan antara rangsangan yang terkait dengan makanan lezat. Gambarannya, ketika melihat pemandangan indah dan aroma yang menarik, akan merasakan kesenangan. Proses ini disebut pengondisian, yang menyebabkan perasaan senang, lonjakan dopamine, dan motivasi untuk makan. Dalam studi pencitraan otak pada manusia, kadar dopamine melinjak sebagai respons terhadap penglihatan, penciuman, dan rasa makanan tanpa benar-benar mengonsumsi makanan tersebut sehingga meningkatkan keinginan untuk makan.

Tidak hanya efek dopamine, ghrelin atau hormon rasa lapar juga terlibat dalam inginnya makan makanan manis meski perut sudah kenyang. Penelitian telah menunjukkan, ghrelin mendorong konsumsi makanan untuk kesenangan.

Selain karena hormon, aspek penting lain yang terlihat pada keinginan makan makanan manis dengan perut kenyang, karena dorongan sensorik. Ini terjadi ketika seseorang kurang bersemangan untuk makan makanan yang biasa mereka makan. Lalu akan terdorong mengudap makanan baru.

Dalam sebuah penelitian tentang dorongan sensorik-spesifik ini, peneliti melaporkan. Bahwa para peserta yang mengikuti penelitian mengonsumsi 60 persen lebih banyak kalori dibandingkan mereka yang mengonsumsi hidangan biasa. Artinya, hidangan yang baru secara sensorik namun terjadi spesifik pada setiap orang, akan mendorong keinginan untuk makan lebih banyak.

Itulah ketiga alasan kenapa ingin makan makanan manis meski sudah kenyang. Selain karena pengondisian sensorik, lewat aroma atau bau yang menggugah, hormon, dan motivasi tipuan lewat dorongan sensorik spesifik membuat dessert yang ditata manis dan beraroma vanilla atau kayu manis memanggil-manggil untuk dilahap.