JAKARTA - Gejala alergi kedelai biasanya muncul pada anak-anak berusia 3 tahun ke bawah. Dan kebanyakan, alergi ini bisa diatasi. Namun, alergi kedelai bisa berkembang pada usia berapa pun. Alergi kedelai bisa jadi penyebab jika Anda mengalami masalah perut, gatal-gatal, atau batuk berulang setelah makan makanan berbahan dasar kedelai.
Meskipun kedelai umumnya dianggap aman dikonsumsi, orang dengan alergi kedelai sebaiknya menghindari konsumsi makanan ini. Berikut penjelasan selanjutnya, dilansir dari Very Well Health, Kamis, 2 Mei.
Jenis Produk Apa yang Menyebabkan Gejala Alergi Kedelai?
Jika Anda memiliki alergi kedelai, produk apa pun yang mengandung kedelai atau turunan kedelai, yaitu bahan yang diperoleh dari pengolahan kedelai dapat menimbulkan gejala. Kedelai dan turunan kedelai dapat ditemukan pada makanan-makan berikut ini:
- Susu formula bayi berbahan dasar kedelai
- Kaldu kalengan, sup, dan tuna
- Daging olahan, hot dog, dan nugget ayam
- Energi bar dan makanan panggang lainnya
- Selai kacang rendah lemak dan mentega alternatif
- Susu kedelai, yogurt, atau es krim
- Sup miso
- Tempe
- Tahu
- Pengganti daging berbahan dasar kedelai
- Kecap, saus tamari, atau saus teriyaki
- Makanan yang digoreng dengan minyak yang digunakan untuk menggoreng makanan yang mengandung kedelai.
Gejala Alergi Kedelai
Reaksi alergi kedelai dapat memengaruhi berbagai organ dan sistem tubuh, termasuk sistem pencernaan, pernapasan, dan kulit. Dalam kasus yang jarang terjadi, orang dengan alergi kedelai yang parah mengalami anafilaksis.
Anafilaksis
Alergi kedelai jarang menyebabkan anafilaksis. Reaksi berbahaya dan berpotensi mengancam nyawa ini menyebabkan gangguan pernapasan dan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba yang dapat membuat tubuh mengalami syok. Gejalanya awal bisa jadi mirip dengan reaksi yang lebih ringan namun memburuk dalam hitungan detik atau menit setelah terpapar alergen.
Gejala anafilaksis termasuk:
- Denyut nadi lemah
- Pusing atau pingsan
- Kebingungan
- Ruam kulit, gatal, atau gatal-gatal
- Mengi, sesak napas, atau kesulitan bernapas
- Pembengkakan pada bibir, lidah, atau tenggorokan
- Gejala gastrointestinal (GI), seperti sakit perut, diare, atau muntah
- Perasaan akan datangnya malapetaka
Anafilaksis harus segera ditangani dengan penggunaan epinefrin menggunakan auto injector (EpiPen).
Gejala Gastrointestinal
Beberapa orang dengan alergi kedelai mengalami gejala yang memengaruhi sistem pencernaan, khususnya saluran pencernaan. Meski sebagian besar gejala GI tidak nyaman, beberapa gejala mungkin mengindikasikan reaksi alergi yang parah. Contoh gejala GI adalah sebagai berikut:
- Gangguan pencernaan
- Keram perut
- Diare
- Muntah
- Pembengkakan pada lidah atau bibir
Gejala Pernafasan
Mirip dengan gejala GI, gejala pernafasan dapat berkisar dari ringan hingga berat. Gejala pernafasan dari alergi kedelai dapat meliputi:
- Batuk berulang
- mengi
- Sesak napas, kesulitan bernapas
- Sesak di tenggorokan
BACA JUGA:
Gejala pada Kulit
Alergi kedelai bisa juga memengaruhi kulit. Gejala-gejalanya seperti;
- Gatal
- Eksim
- Kulit pucat atau menjadi biru
Perawatan yang Perlu Dilakukan untuk Alergi Kedelai
Perawatan untuk gejala dan reaksi alergi kedelai bervariasi tergantung pada sistem tubuh yang terkena dan tingkat keparahan gejala.
Kortikosteroid hidung: Semprotan hidung yang mengurangi pembengkakan dan meredakan hidung tersumbat, berair, dan gatal
Antihistamin: Obat-obatan tersedia dalam berbagai bentuk (misalnya pil, cairan, dll.) yang menghalangi respons tubuh terhadap alergen, sehingga meminimalkan gejala
Dekongestan: Obat yang mengurangi hidung tersumbat
Kortikosteroid topikal: Obat berbentuk salep atau krim yang dioleskan langsung ke kulit untuk mengatasi reaksi kulit gatal.
Kortikosteroid oral: Dokter biasanya meresepkan obat oral jenis ini untuk mengobati pembengkakan parah dan mengurangi efek sistemik dari reaksi alergi.
Epinefrin: Obat ini, seperti EpiPen yang diberi nama merek, adalah satu-satunya obat yang digunakan untuk membalikkan anafilaksis yang berpotensi mengancam jiwa.