YOGYAKARTA – Cacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing parasite karena faktor lingkungan atau makanan yang kurang terjaga kebersihanya. Penyakit ini bisa memunculkan rasa gatal di anus serta dapat mengakibatkan nyeri perut, diare, mual, dan muntah. Infeksi cacing parasite lebih rentan terhadap anak-anak ketimbang orang dewasa. Untuk mencegahnya, orang tua bisa memberikan obat cacing secara rutin kepada si buah hati. Lantas, kapan waktu yang tepat anak diberi obat cacing?
Waktu yang Tepat Anak Diberi Obat Cacing
Menyadur laman resmi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, pemberian obat cacing yang ideal adalah setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam setahun.
Pemberian obat cacing bertujuan untuk membebaskan atau menurunkan angka cacingan pada anak usia prasekolah dan anak usia sekolah.
Mengutip laman Vinmec International Hospital, obat cacing dapat diminum kapan saja, pagi, siang, atau malam dalam keadaan perut kosong atau kenyang.
Orang yang minum obat cacing tidak perlu berpuasa. Akan tetapi, untuk menghindari efek yang tidak diinginkan (meskipun jarang) seperti sakit perut, mual, dan lain-lain, sebaiknya obat cacing diminum setelah sarapan pagi.
Bila ingin mendapatkan efek terbaik dalam membunuh cacing parasit, obat cacing dapat diminum 2 jam setelah makan malam atau dini hari dalam keadaan perut kosong.
Sebagai informasi tambahan, obat cacing tidak boleh diberikan pada anak di bawah 2 tahun dan ibu hamil, terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada wanita yang ingin menjalankan program hamil, obat cacing sebaiknya diminum 3 bulan sebelum menjalankan promil.
Cara Kerja Obat Cacing
Obat cacing atau antihelmintik adalah golongan obat yang dapat mengatasi infeksi cacing di usus maupun organ tubuh lain.
Obat ccacing bisa ditemukan dalam bentuk sediaan tablet, tablet kunyak, tablet isap, serbuk, dan suspense atau sirup.
Cara kerja obat cacing yakni melumpuhkan saraf dan otot cacing, menghambat penyerapan nutrisi pada tubuh cacing, atau mencegah reproduksi cacing dewasa.
Obat golongan antihelmintik bisa menghambat pertumbuhan dan perkembagbiakan cacing, sehingga cacing mati dan terbawa keluar bersama feses atau tinja.
Obat antihelmintik bisa mengatasi infeksi cacing kremi, cacing gelang (ascariasis), cacing tambang, cacing pita (taeniasis atau sistiserkosis), dan cacing hati. Sebagian obat cacing dijual bebas, sebagiannya lagi harus menggunakan resep dokter.
BACA JUGA:
Efek Samping Obat Cacing
Beberapa efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat cacing antara lain:
- Mengantuk atau justru sulit tidur.
- Pusing berputar atau sakit kepala.
- Mual, muntah, sakit perut, tidak selera makan, diare.
- Muncul ruam ringan di kulit.
- Rambut rontok.
- Telinga berdenging.
- Nyeri otot.
- Lemas atau lelah.
- Keringat berlebih.
Bila efek samping obat cacing tidak kunjung sembuh atau justru memberat, segera periksakan diri ke dokter.
Anda juga harus mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat bila muncul reaksi alergi obat atau muncul keluhan berikut:
- Diare berdarah.
- Pusing berat seperti akan pingsan.
- Mata nyeri, merah, bengkak.
- Gangguan penglihatan, seperti pandangan buram.
- Gangguan keseimbangan atau sulit berjalan.
- Bengkak di tangan atau kaki.
- Muncul gangguan irama jantung, seperti denyut jantung cepat, lambat, atau tidak teratur.
- Warna kulit dan mata menguning.
- Urine berubah menjadi pekat.
- Demam, menggigil, sulit menelan.
- Leher terasa sangat kaku.
Demikian informasi tentang waktu yang tepat anak diberi obat cacing. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.