Bagikan:

JAKARTA - Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi lulusan Universitas Indonesia dr. Devi Marischa Malik, Sp.OG mengatakan, perempuan yang memiliki gangguan hiperkolesterol perlu mewaspadai gejala menopause yang semakin memberat terutama pada risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon esterogen.

“Kalau misalnya ada gangguan hiperkolesterol akan lebih membahayakan karena lebih gampang terjadi kelainan jantung dan pembuluh darah,” kata Devi, ANTARA, Minggu, 18 April.

Ia mengatakan risiko penyakit kardiovaskular pada perempuan akan meningkat sesuai dengan penambahan usia, terutama saat perempuan sudah memasuki fase menopause.

Hal itu karena ketiadaan hormon esterogen yang berkurang pada fase tersebut sehingga berpengaruh pada organ jantung dan pembuluh darah. Keluhan lainnya juga bisa berdampak pada sering berkeringat di malam hari yang mirip dengan gejala infeksi paru-paru.

“Keluhannya bisa memberat salah satunya ada hot flashes atau perasaan gerah sampai berkeringat, biasanya berkeringat pada saat malam hari, tapi waspada juga ada infeksi paru-paru, jadi dilihat-lihat dulu,” katanya.

Devi menambahkan, keluhan wanita yang masuk masa menopause mulai dari kepala seperti masalah ingatan yang mudah lupa, dan rambut yang lebih sering rontok.

Selain itu persendian juga akan berdampak karena menopause adalah awal dari munculnya pengeroposan tulang atau osteoporosis, maka itu wanita disarankan mengonsumsi tambahan kalsium dan vitamin D3.

Menopause kata Devi juga bisa menyebabkan depresi dan perubahan mood karena adanya hormon esterogen dan progesterone yang naik turun. Jika memiliki kerabat yang menunjukkan gejala depresi, ia menyarankan untuk segera diberikan bantuan. Bantuan perlu diberikan agar depresi tidak berujung pada menyakiti diri sendiri atau orang di sekitarnya.

“Kalau misalnya saudara teman yang mengalami tanda ini sebaiknya harus memberikan bantuan. Kalau ada riwayat baby blues, pernah ada keluarga riwayat depresi sebaiknya cepat memberikan bantuan,” saran Devi.