Bagikan:

YOGYAKARTA – Kemoterapi merupakan terapi obata-obatan yang ditujukan pada penderita kanker. Obat kemoterapi berfungsi menghentikan perkembangan dan penyebaran sel kanker di dalam tubuh. Selain membunuh sel kanker, pengobatan kemoterapi juga memengaruhi sel sehat. Hal ini membuat efek samping kemoterapi terasa begitu berat.

Lantas, apa saja efek samping yang sering muncul setelah menjalani kemoterapi? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

Efek Samping Kemoterapi pada Penderita Kanker

Sebelumnya telah disinggug bahwa pengobatan kemoterapi tidak hanya menghacurkan sel kanker, namun juga memengaruhi sel sehat dan normal.

Dikutip dari situs Cancer, beberapa jenis sel normal yang ikut mengalami kerusakan akibat obat-obatan kemoterapi, yakni:

  • Sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang.
  • Sel-sel di folikel rambut.
  • Sel-sel di mulut, saluran pencernaan, dan sistem reproduksi.

Kerusakan sel yang sehat dan normal tersebut dapat memunculkan efek samping yang berat, seperti:

  • Muncul rasa lelah yang berlebihan: Efek samping ini terjadi karena obat yang dipakai untuk kemoterapi bisa merusak sel di sumsum tulang belakang yang merupakan tempat sel darah merah diproduksi. Akibatnya produksi sel darah merah menjadi turun dan organ tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup sehingga memicu munculnya rasa lelah yang berlebihan.
  • Sariawan: Kemoterapi juga bisa menyebabkan luka di area mulut dan tenggorokan lantaran obat-obat penghancur sel kanker turut merusak sel-sel sehat di dalam mulut dan tenggorokan. Kondisi ini dikenal dengan istilah mukositis. Mukositis tanpa disertai infeksi dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 2-4 minggu.
  • Mual dan muntah: Efek samping kemoterapi yang berikutnya adalah mual dan muntah. Keluhan ini bisa terjadi sebelum, selama, atau setelah pengobatan kemoterapi selesai. Mual dan muntah pasca kemoterapi dipicu oleh adanya sinyal dari otak bernama zona pemicu kemoreseptor (CTZ) yang bereaksi terhadap bahan kimia obat. Tingkat mual dan muntah pada setiap pasien bisa berbeda, tergantung pada dosis obat yang diberikan.
  • Kerontokan rambut: Kemoterapi juga bisa menyebabkan rambut rontok, termasuk pada area bulu mata, alis, ketiak, dan kemaluan. Kerontokan ini merupakan dampak dari penggunaan obat-obatan kemoterapi yang tidak hanya menyerang sel kanker, namun juga menyerang sel-sel di folikel rambut.
  • Daya tahan tubuh menurun: Efek samping kemoterapi yang lainya adalah menurunnya daya tahan tubuh. Pengobatan kemoterapi bisa menurunkan produksi sel darah putih yang berperan penting dalam melawan infeksi dan mencegah berbagai macam penyakit.
  • Diare: Penderita kanker yang selesai menjalani kemoterapi juga berpotensi mengalami diare. Obat-obat kemoterapi bisa meusak sel-sel sehat yang melapisi usus. Selai diare, keluhan lain yang mungkin terjadi terkait kesehatan saluran cerna adalah sembelit dan perut kembung.
  • Nafsu makan menurun: Mual dan muntah yang muncul selama proses kemoterapi bisa membuat penderita kanker mengalami penurunan nafsu makan. Selain itu, beberapa obat kemoterapi juga mengakibatkan perubahan pada produksi air liur sehingga mulut menjadi kering. Oleh sebab itu, orang yang menjalani kemoterapi bisa kehilangan nafsu makan.

Demikian informasi tentang efek samping kemoterapi pada penderita kanker. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.